KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Total: 1138 results found.
Page 51 of 57
Kacang kedelai segar mempunyai nilai protein nabati yang tinggi, dan bila diproses dan dicampur dengan ragi, akan diperoleh tempe yang memiliki kandungan gizi yang lebih seimbang dan baik. Tempe telah menjadi lauk sehari-hari di masyarakat Indonesia, namun tidak praktis dalam proses penyajiannya karena harus digoreng atau dimasak lebih dahulu.
Inovasi berupa sari tempe kental manis instan mencoba menjawab kendala itu. TEmpe olahan yang telah 90% terfermentasi diproses menjadi sari tempe untuk diformulasikan dan dikemas hingga dapat dikonsumsi sebagai minuman seduh.
Produk ini dapat ditambahkan kepada makanan atau minuman sebagai penambah rasa atau pelengkap zat gizi.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Dalam waktu kurang dari satu dekade, Indonesia telah mengadopsi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, dan menerapkannya di seluruh negeri. Warga negara sekarang dapat memberikan umpan balik mengenai layanan publik melalui aplikasi untuk memperbaiki layanan pemerintah.
Setiaji, Kepala Unit Manajemen Smart City Jakarta, masih ingat betapa sulitnya mendapatkan data pemerintah saat dia masih kuliah. "Kalau butuh data, saya harus mendatangi beberapa kantor yang berbeda. Data memang ada dimana-mana, tapi kalau kita butuh, kita harus pergi kesana-kemari."
Sekarang, sebagai bagian dari Pemerintah Jakarta, dia memiliki misi pribadi: memanfaatkan data sebaik-baiknya. "Sampaikanlah Al Quran, meski hanya satu ayat," kata Setiaji, mengutip sebuah ayat di kitab suci, ketika memberikan contoh mengenai transfer pengetahuan. "Jadi, berkaitan dengan data, seharusnya kita juga menyebarkannya, meski hanya satu data saja."
Perjalanan Proses Open Data di Indonesia
Gebrakan Indonesia tentang pemerintahan yang terbuka dimulai pada tahun 2008, ketika dalam upaya untuk mendukung tata kelola pemerintahan dan transparansi yang baik, negara mengeluarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.
"Hukum ini menciptakan pergeseran paradigma. Data yang sebelumnya selalu bersifat tertutup dan hanya dipublikasikan saat diminta, menjadi terbuka secara default," demikian dikatakan oleh Tara Hidayat, mantan Wakil Menteri di Unit Kerja Presiden, badan yang memulai gerakan pemerintahan terbuka di Indonesia.
Pada tahun 2011, Indonesia menjadi satu dari delapan negara yang memprakarsai Open Government Partnership, untuk mendukung pemerintah dalam melakukan tindakan nyata guna meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini terus aktif mendukung prakarsa tersebut, melalui Kantor Kepala Staf Presiden. "Demokrasi yang tumbuh di Indonesia membuat tuntutan terhadap transparansi menjadi semakin kuat," Tara Hidayat menambahkan.
Untuk mendorong gerakan pemerintah yang terbuka di Indonesia, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memperbolehkan masyarakat mengakses data pemerintah dalam format yang mudah digunakan. Pemerintah melihat bahwa data yang dibuka aksesnya tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, namun juga untuk meningkatkan layanan melalui partisipasi publik, dan untuk mendorong munculnya inovasi sosial dan ekonomi dari seluruh warga negara.
Bank Dunia menanggapi secara positif inisiatif tersebut dengan memberikan dukungan teknis, termasuk membangun Portal Satu Data di Indonesia, untuk dijadikan sebagai "one-stop shop" bagi seluruh data pemerintah. Bank Dunia juga membantu instansi pemerintah pusat serta pemerintah daerah untuk berpartisipasi dalam gerakan Open Data. Berbagai acara dan kompetisi diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ketersediaan data pemerintah dan mendorong masyarakat untuk menggunakannya.
Pada tahun 2014, portal data - Portal Satu Data Indonesia - dibuka untuk umum. Saat ini, portal tersebut menyediakan lebih dari 1.200 kumpulan data yang disediakan oleh 32 institusi pemerintah pusat dan daerah. Setelah dipelopori oleh pemerintah pusat, beberapa pemerintah daerah bahkan telah meluncurkan portal Open Data mereka sendiri di Jakarta, Bandung dan Banda Aceh.
Administrasi pemerintahan saat ini sedang mempersiapkan sebuah Keppres mengenai Open Data, yang memungkinkan masyarakat memiliki akses data, serta untuk melakukan standarisasi proses pengumpulan data di institusi pemerintah.
Inisiatif Open Data Mulai Membawa Perubahan
Gerakan Open Data kemudian diikuti oleh pemerintah daerah yang progresif. Ibu kota Indonesia memulai program Open Data-nya, dengan menjalankan Program Smart City 2014. "Ada beberapa cara untuk menerapkan Smart City. Jakarta menekankan pada transparansi, dengan menggunakan Open Data demi mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat yang lebih luas," kata Setiaji.
Banyaknya informasi yang bisa diakses publik menjadikan Jakarta sebagai kota paling transparan di Indonesia. Setiaji menjelaskan bahwa transparansi membuat umpan balik dari warga meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan layanan publik. "Anda sekarang bisa melihat bagaimana pemerintah Jakarta bekerja. Misalnya, Anda bisa mencari berapa anggaran yang dibuat dan dihabiskan pemerintah, atau berapa jam pemerintah menggunakan alat berat untuk membangun kota," kata Setiaji dengan bangga.
Umpan balik dari warga dapat disampaikan melalui berbagai cara. Warga dapat mengirim laporan menggunakan perangkat mobile melalui aplikasi mobile Qlue. Melalui aplikasi tersebut, sistem administrasi kota akan menerima laporan warga, yang kemudian diajukan ke pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.
Keberhasilan aplikasi ini mengilhami pemerintah DKI Jakarta untuk membangun inkubator yang mendukung pengembang aplikasi (apps developer) potensial untuk membuat aplikasi bermanfaat lainnya. Untuk mereka, pemerintah memberikan fasilitas bimbingan teknis dan juga dukungan finansial.
Transparansi yang lebih luas ternyata juga mengubah lanskap politik Indonesia. Open Data membantu memberdayakan warga untuk memantau hasil pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014, serta pemilihan kepala daerah pada tahun 2015.
"Pemilihan Umum Indonesia yang dilakukan selama satu hari merupakan pemilihan terbesar dan paling rumit di dunia, sayang sistem dokumentasinya buruk,” kata Diah Setiawaty dari Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), sebuah kelompok masyarakat yang berkecimpung dalam isu reformasi Pemilu.
Perludem memutuskan untuk mengonversi data dari situs web Komisi Pemilihan Umum (yang sebagian besar merupakan dokumen cetak yang dipindai dan disimpan dalam format PDF) menjadi format terbuka yang mudah digunakan oleh masyarakat umum. Namun demikian, adanya data yang gratis, terbuka dan mudah diakses tidak serta merta menjadikan data tersebut digunakan secara aktif.
Untuk mendorong pemanfaatannya, KPU dan Perludem menyelenggarakan kompetisi untuk melibatkan para penggila teknologi informasi dan komputer ke dalam isu Pemilu, dan mengajak mereka membuat aplikasi untuk membantu warga memantau proses Pemilu. Mereka kemudian mengembangkan websites dan aplikasi berdasarkan data tersebut untuk membantu melacak validitas profil dan rekam jejak para calon, serta memantau penghitungan suara.
Menurut Setiawaty: "Open Data menciptakan transparansi yang kemudian akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah."
Penggunaan data Pemilu yang meluas telah membawa perubahan. Pada tahun 2015, Komisi Pemilihan Umum mengeluarkan sebuah peraturan yang mewajibkan hasil Pemilu dibuat dalam format Open Data.
Gerakan keterbukaan pemerintah Indonesia telah menunjukkan hasilnya, hanya dalam waktu lima tahun saja.
---
(sumber: The World Bank | sumber gambar: Maximum Governance, Portal Satu Data Indonesia, Jakarta Smart City, & E27)
Wortel segar yang mengandung banyak vitamin A, diolah menjadi lembaran kering (vegetable leather) berwarna jingga cerah yang mengandung nutrisi dan serat alami wortel.
Lembaran wortel kering ini dapat disimpan lebih lama dan dapat digunakan sewaktu-waktu, serta mudah dalam penyajiannya. Hanya tambahkan air hangat/panas, dan lembaran sayuran ini akan mengembang, elastis, dan dapat dilipat atau dibentuk sesuai dengan selera.
Hal ini dimungkinkan dikarenakan penambahan karagenan pada proses pembuatan lembaran sayuran, disamping gula pasir dan asam sitrat untuk rasanya. Untuk memastikan produk bermutu baik, bahan-bahan yang digunakan telah dikombinasikan dengan berbagai formulasi.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Untuk mengatasi tingginya harga resin sebagai akibat melonjaknya harga minyak bumi, perlu dicari cara agar UPR (Unsaturated Polyester Resin) bisa dicampur dengan air, dan menghasilkan suatu bahan yang sifatnya mirip dengan resin.
Penemuan bernama coupling agent ini bertujuan untuk menggantikan sebagian resin dengan air, atau kebutuhan resin untuk suatu aplikasi tertentu diencerkan dengan menggunakan air.
Dengan mencampurkan UPR, air, dan coupling agent pada komposisi tertentu, diaduk dengan kecepatan tertentu dan waktu tertentu, maka emulsi mempunyai sifat seperti resin dan siap digunakan oleh industri seperti fiber, plywood, kancing, dempul, dan sebagainya. Inovasi tersebut dapat menghemat 15-20% biaya.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Bayangan tentang dunia masa depan yang sangat canggih kerap kali ditampilkan dalam sejumlah film science fiction seperti Avatar, The Martian, Gravity, dan lain-lain.
Dunia teknologi terus mengalami pembaharuan dan berkembang dengan beragam inovasi canggih yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Sebagian besar ilmuwan pun terus berupaya menciptakan hal baru guna memudahkan kehidupan sehari-hari.
Bayangan tentang dunia masa depan yang sangat canggih pun kerap kali ditampilkan dalam sejumlah film science fiction seperti Avatar, The Martian, Gravity, dan lain-lain.
Selaras dengan hal tersebut, Khizar Hasan melalui situs Wonderslist memaparkan berbagai inovasi yang paling menarik di masa depan; yang juga ‘bersahabat’ dengan manusia.
Neuromorphic-Chips
Hyperloop Trains
Bezel-less Phone
Robot Agile
Lihat artikel aslinya di: Top 10 Recent Innovations That Have Bright Future
---
(dicuplik dari: Wonderslist | sumber gambar: Wonderslist & Pixabay)
Penggunaan teknologi komputer dan aplikasinya telah masuk juga ke budidaya ikan. Salah satunya adalah alat sortir dan penghitung ikan hidup untuk memudahkan penyortiran dan penghitungan ikan hidup sebagai ikan budidaya dengan menggunakan komputer dan pengolahan citra digital hasil deteksi kamera CCD.
Alat ini merupakan integrasi hardware dan software yang bekerja secara simultan melakukan proses pemilihan dan penyortiran ikan hidup.
Menggunakan pengolahan citra berbasis komputer untuk menetukan ukuran ikan sebagai dasar pemilahan. Hasil pemilihan diteruskan ke sistem mekanik yang berfungsi untuk menyalurkan ikan berdasarkan kategori yang telah ditentukan sebelumnya ke dalam bak-bak penampung dan secara otomatis terhitung.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Kesadaran akan penggunaan pembasmi hama yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia memunculkan penggunaan insektisida berbahan alam.
Insektisida nabati ini memiliki komposisi formula yang terdiri atas ekstrak biji Srikaya (Annona squamosa) dan buah Cabe Panjang (Piper retrofractum) sebagai bahan aktifnya. Bahan-bahan lain adalah metanol sebagai pelarut organik, dan alkilgliserolftalat sebagai bahan pengemulsi dan perekat yang dicampurkan dalam formulasi untuk meningkatkan efektivitas dan kepraktisan dalam aplikasi.
Insektisida alami ini dapat menekan populasi serangga hama sekaligus menekan intensitas kerusakan komoditas sayuran tanpa menimbulkan pengaruh negatif bagi musuh alami sang hama, maupun bagi tanaman itu sendiri.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Warga Jakarta akan memiliki kota yang lebih hijau, setelah pemerintah kota mempromosikan pertanian perkotaan (urban farming) di ibukota. Tahun ini Pemerintah DKI Jakarta berencana untuk mengenalkan program "lorong hijau" (green aisle ) di 75 daerah untuk menanam sayuran, tanaman obat dan tanaman buah dalam pot, yang bertujuan tidak hanya untuk memperindah kota, tetapi juga untuk menjamin keamanan pangan warganya.
Salah satu warga DKI yang sudah melakukannya adalah Suprizal, warga Palmerah, Jakarta Barat. Meski matahari menyengat dengan teriknya, ia hampir tidak dapat menahan kegembiraannya saat bersiap menanam sayuran dan tanaman lain di lingkungannya. Bersama para tetangganya, Suprizal menanam berbagai tanaman di lahan seluas 160 meter persegi. Sang pemilik lahan telah meminta izin kepada ketua RT setempat supaya masyarakat bersedia memanfaatkannya.
"Semuanya tanaman organik. Kami menggunakan kompos dan tidak menggunakan pestisida," kata Suprizal, yang lebih suka memelihara tanaman secara organik meski ia sepenuhnya menyadari bahwa tanpa pestisida, tikus bisa menyerang tanamannya. Pada malam hari, Suprizal bekerja sebagai pegawai pemadam kebakaran; siang harinya, ia menjadi petani di Kelompok Tani Cendana, yang anggotanya terdiri dari lima warga yang menggerakkan pertanian kecil tersebut. Masyarakat setempat juga ikut bertani selama akhir pekan; di antara sayuran yang ditanam ada bayam, cabai, sawi dan berbagai tanaman rempah atau bumbu. "Orang luar juga datang ke sini dan meminta tanaman rempah atau tanaman obat," kata Suprizal.
Ketua RT 9, Andi Suhandy mengatakan, panen dari pertanian kecil tersebut akan dibagikan kepada penduduk setempat, terutama bagi mereka yang telah membantu mengolah tanah tersebut. Sejak dimulai delapan bulan lalu, usaha budidaya pertanian kecil tersebut telah menghasilkan lebih dari 9 kilogram cabai dan 20 ikat kangkung setiap tiga minggu sekali.
"Kami sudah berkebun sejak tahun 1996, tapi di lahan yang berbeda. Kami harus pindah ke sini karena tanah sebelumnya dijual oleh pemiliknya," kata Andi. “Hal yang perlu dilakukan warga adalah mengolah lahan dan memanen hasilnya, karena pupuk dan bibit disediakan oleh Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan DKI”, tambahnya.
Masih menurut Andi, masyarakat juga bisa meminta alat pertanian dari pemerintah, seperti jaring penutup tanaman, dengan mengajukan proposal. Warga juga bisa mengembangkan budidaya ikan dengan menggunakan bak mandi yang tidak terpakai, dan mendapatkan bibit ikan lele dan nila dari pemerintah.
Warga Jalan Kramat V di Senen, Jakarta Pusat, juga ikut terimbas kegilaan masyarakat Jakarta akan urban farming. Mereka membentuk kelompok usaha kecil yang diberi nama Kelompok Tani Lantana. Tidak seperti Suprizal, yang beruntung bisa mendapatkan sebidang tanah kecil untuk budidaya pertanian, Kelompok Tani Lantara terpaksa bercocok tanam di trotoar dekat rumah penduduk karena tidak ada lahan kosong yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
"Kami menggunakan sistem hidroponik untuk menanam sayuran sejak awal tahun ini," kata kepala kelompok tani, Yohanna Sypasanea. Enam tabung hidroponik yang ditempatkan di sepanjang trotoar telah mendapatkan ijin dari penduduk setempat. Tabung tersebut disediakan oleh program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Pegadaian.
Beberapa jenis sayuran yang ditanam oleh Yohanna dan para tetangganya adalah bayam merah, pak choi dan sawi. “Uang dari penjualan sayuran akan digunakan untuk memelihara tanaman hidroponik, karena kebutuhan bahan hanya disediakan oleh Pegadaian selama enam bulan saja,” tambah Yohanna.
Kelompok tersebut juga membudidayakan tanaman di sepanjang trotoar, dan pejalan kaki diperbolehkan untuk mengambilnya secara bebas, tetapi tidak boleh mengambil tanaman hidroponik. "Nampaknya masyarakat juga paham, karena tidak ada sayuran yang diambil meski tidak dipantau sepanjang waktu," katanya. "Saya berharap daerah lain mengikuti contoh kami dan mulai menanam tanaman di tanah atau menanamnya secara hidroponik di lingkungan mereka."
Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Darjamuni mengatakan, warga akan diberi pupuk dan bibit secara gratis jika mereka ingin bercocok tanam untuk masyarakat. "Selama itu untuk warga, bukan untuk urusan bisnis, kami akan menyediakannya secara gratis," katanya. Darjamuni menambahkan bahwa pihaknya juga akan melatih warga tentang cara menanam dan merawat tanaman.
Untuk penyediaan bibit, pupuk, serta alat-alat pertanian yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 5 miliar rupiah. Tahun lalu, pemerintah menyalurkan dana sebesar Rp 6 miliar untuk membangun 150 kebun kota di lima kota di ibukota dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Namun, tahun ini, Kepulauan Seribu tidak akan mengikuti program ini. Warga setempat sedang berjuang untuk merawat yang sudah ada, karena kurangnya air bersih di kabupaten tersebut.
---
(sumber: Winda A. Charmila & Agnes Anya, The Jakarta Post | sumber gambar lain: Indonesia Berkebun, City Farmer News, & Pixabay)
Sebagai negara maritim beriklim tropis, lndonesia memiliki sumber daya perairan yang luas dan kondisi yang sangat mendukung pertumbuhan populasi perifiton.
Perifiton berfungsi sebagai filter dan mampu menyerap atau mengakumulasi senyawa-senyawa konsentrat tinggi di perairan dan menjadikannya sebagai bio-conditioner atau penyeimbang sistem ekologis.
Dengan melakukan rekayasa substrat bentik, fungsi tersebut dapat ditingkatkan dan digunakan sebagai bagian penting dalam teknologi pengolahan limbah dan penjernihan air. Teknik kultur massal perifiton dengan produktivitas mencapai 7 ton/hektar merupakan bahan baku potensial untuk energi alternatif, obat / kosmetika, pakan / pangan alami, pupuk organik dan sebagainya.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Masalah utama pada setiap kolam budidaya intensif adalah akumulasi senyawa beracun amonia, nitrit, nitrat dan hidrogen sulfida, sebagai proses alami ekskresi hewan air dan pembusukan sisa pakan. Senyawa alami yang merugikan ini mengganggu metabolisme hewan air dan dapat menyebabkan kematian.
Konsorsium bakteri lokal di perairan lndonesia untuk proses bioremediasi mampu menjaga kualitas air. Bakteri nitrifikasi mendegradasi amonia menjadi nitrit dan nitrat, kemudian bakteri denitrifikasi mendegradasi nitrat dan nitrit menjadi gas nitrogen ke udara.
Bakteri fotosintetik anoksigenik digunakan untuk mendegradasi senyawa hidrogen sulfida menjadi unsur belerang yang relatif tidak berbahaya.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Apakah Anda sering membeli berbagai jenis air minum dalam kemasan botol plastik dan kadang-kadang merasa sayang untuk membuangnya? Dengan sedikit kreativitas dan kerajinan tangan sederhana, botol-botol plastik yang Anda kumpulkan sebenarnya bisa diubah menjadi banyak barang berguna, baik sekedar untuk dekorasi maupun dijadikan alat-alat sederhana yang bisa membantu Anda melakukan berbagai pekerjaan rumah, seperti: untuk memetik mangga, penutup tangan agar tidak terkena cipratan minyak ketika menggoreng, penutup stop kontak yang terletak di luar rumah supaya tidak korslet ketika kehujanan, dan banyak lagi lainnya.
Klik tautan ini: Boredpanda untuk melihat bagaimana botol plastik bisa diubah menjadi elemen dekorasi rumah yang cantik, baik dekorasi luar rumah maupun dalam rumah.
Untuk membuat berbagai alat sederhana yang bisa digunakan untuk membantu Anda melakukan beberapa pekerjaan rumah, silakan tonton video ini:
Selamat mencoba!
--
(dicuplik dari: Boredpanda)
Proses pengeringan padi yang dilakukan saat ini umumnya menggunakan sistem tumpuk dengan ketebalan mencapai satu meter lebih. Kualitas beras yang dihasilkan rendah karena tidak meratanya pengeringan padi di tumpukan atas dan yang di bawah.
Menggabungkan pengering dan penggilingan padi menggunakan sistem ban berjalan, menjadikannya solusi satu langkah (one stop solution).
Alat dilengkapi dengan pendistribusi luaran agar padi basah yang masuk terdistribusi secara merata ketebalannya, sehingga padi dikeringkan dengan tingkat panas yang merata dan langsung masuk ke penggilingan padi.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat terbanyak dari pabrik minyak kelapa sawit mentah (PKS). Selama ini TKKS dibuang ke kebun sawit sebagai mulsa tanpa proses pengomposan sehingga mengganggu proses pemupukan dan berisiko memicu serangan hama kumbang Oryctes rhinoceros serta penyakit busuk pangkal batang Ganoderma Sp.
Sistem pembuatan kompos melalui alat aplikator inokulum otomatis, tanpa proses pencacahan seperti sistem biasanya, secara cepat, merata dan efisien mampu memproses limbah TKKS menjadi kompos, yang ketika diproses akan menjadi pupuk dengan sifat pestisida alami, dan memberikan suplai hormon perangsang pertumbuhan bagi tanaman sawit.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Menurut UN-FAO (Organisasi PBB yang mengurusi bidang Pangan dan Pertanian), jumlah penduduk dunia akan mencapai 9,1 miliar pada tahun 2050; dan untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduk sebanyak itu, produksi pangan global harus tumbuh sebesar 70%. Bagi Afrika, yang penduduknya diperkirakan akan mencapai 2 miliar pada tahun tersebut, produktivitas pertanian harus meningkat lebih cepat daripada rata-rata pertumbuhan global, demi menghindari bencana kelaparan yang terus berlanjut.
Tantangan yang harus dihadapi benua Afrika dalam hal kecukupan pangan berlipat ganda: populasi terus berkembang, namun terancam oleh produktivitas pertanian yang rendah, yang diperburuk oleh adanya perubahan cuaca, migrasi pedesaan-perkotaan (yang membuat kaum muda tak tertarik jadi petani), deforestasi yang parah, kekeringan, dan peperangan. Kombinasi antara permintaan pangan yang makin tinggi, panen yang terlalu sedikit, dan kondisi lahan yang semakin buruk membuat sektor agro harus didesain ulang untuk menjamin keamanan pangan.
Selama beberapa dekade, pemerintah Afrika telah meluncurkan banyak instrumen kebijakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Namun kebanyakan petani belum mampu mengakomodasinya. Banyak di antara mereka masih menggunakan cangkul dan parang yang tetap dipakai sejak berabad-abad lalu, atau menggunakan proses dan pola tanam tradisional yang diwariskan oleh leluhur mereka. Di sisi lain, sistem pertanian modern kurang berkembang karena masalah keuangan. Mesin dan alat pertanian modern terlalu mahal untuk para petani kecil yang rata-rata hanya memiliki 1,6 hektar lahan pertanian.
Saat ini, Afrika memiliki peluang untuk berubah. Para pengusaha di Afrika mulai tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam upaya untuk meningkatkan hasil pertanian. Sistem komputasi berbasis cloud, konektivitas, perangkat lunak open-source, dan perangkat digital lainnya semakin terjangkau dan mudah diakses; sehingga petani berskala kecil pun mampu mendapatkannya. Sebagai contoh: foto udara dari satelit atau drone, prakiraan cuaca, dan sensor tanah, membuat pertumbuhan tanaman bisa dikelola secara real time. Sistem juga secara otomatis akan memberikan peringatan dini jika ada pertumbuhan yang tidak normal, atau faktor lainnya.
Beberapa organisasi dan para pengembang aplikasi (apps developer) di Afrika mulai berlomba-lomba mengembangkan aplikasi, startup, maupun berbagai inisiatif untuk membantu para petani, seperti:
Pengembangan teknologi digital seperti tersebut di atas membuat pertanian menjadi hal yang menarik bagi kaum muda. Mereka melihat bahwa mengembangkan aplikasi saja tidak akan bisa memberi makan penduduk di seluruh Afrika, sehingga banyak yang kemudian beralih menjadi pelaku bisnis pertanian.
Meskipun demikian, masih terlalu dini untuk mengevaluasi dampak teknologi digital terhadap sistem pertanian di Afrika, karena masih banyak pula tantangan yang harus dihadapi. Beberapa di antaranya adalah: masih tingginya angka buta huruf di kalangan petani, kendala bahasa, tidak adanya peta tanah yang komprehensif, banyaknya lahan pertanian yang berada di area dengan konektivitas terbatas, perilaku para petani yang masih enggan mengubah pola pertaniannya, hingga terbatasnya fasilitas listrik di berbagai daerah yang menyebabkan hasil pertanian tidak bisa disimpan lama dan terbuang begitu saja.
Teknologi digital membuka peluang yang luas bagi petani, investor, dan pengusaha, untuk meningkatkan efisiensi produksi dan konsumsi pangan di Afrika. Pemanfaatan teknologi melalui penerapan precision farming hingga pengolaan supply chain yang efisien, pada gilirannya akan berimplikasi pada peningkatan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Satu hal yang menumbuhkan optimisme terhadap munculnya jaringan startup di bidang pertanian adalah: masalah kelaparan di Afrika akan dapat diatasi dengan melakukan transformasi pada industri yang memberikan lapangan kerja kepada sebagian besar warganya ini; dan itu semua harus dimulai sejak hari ini.
---
(sumber: Harvard Business Review | sumber gambar: Ikusasa & Genetic Literary Project)
Alat Pengering Dengan Tenaga Surya, Angin, dan Biomassa
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Proses Pembuatan Tempe Olahan Dalam Kaleng
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Pada tahun 2050 jumlah penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 10 miliar, dan lebih dari 75 persen di antaranya tinggal di daerah perkotaan. Kota-kota besar di seluruh dunia sejak saat ini mulai berlomba-lomba mencari moda transportasi alternatif untuk mengurangi polusi yang dihasilkan penduduknya, serta untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di areanya. Sebuah inisiatif tentang moda transportasi yang bebas polusi, bebas macet, cepat, dan dapat diakses oleh banyak orang, muncul dalam wujud “taksi air terbang” yang diberi nama lucu: SeaBubbles; yang diharapkan mampu menawarkan solusi bagi beberapa masalah tersebut sekaligus.
Gagasan Awal
Tahun lalu, pebalap perahu layar Prancis Alain Thébault dan atlet selancar angin Swedia Anders Bringdal mendirikan SeaBubbles, sebuah bisnis startup dengan visi merevolusi perjalanan di perkotaan yang memanfaatkan jaringan angkutan sungai dengan kendaraan berteknologi hydrofoil, dan akan didistribusikan ke kota-kota yang terletak di perairan utama di seluruh dunia. Jika ujicoba berjalan sesuai rencana, Seabubbles akan dioperasikan sebagai “taksi air terbang” melalui aplikasi ride-sharing seperti Uber.
SeaBubbles berwarna hitam-putih yang berkesan futuristik, dan diharapkan bisa menjadi pengganti atau alternatif bagi moda transportasi darat, khususnya mobil. Dengan sumber energi baterai, SeaBubbles bebas emisi karbon, sehingga pantas untuk diklaim sebagai kendaraan ramah lingkungan.
Thébault dan Bringdal bukanlah nama baru dalam dunia pelayaran. Alain Thébault, adalah pemegang dua rekor dunia untuk kecepatan berlayar (Double World Sailing Speed Record), sedangkan Anders Bringdal, adalah pemegang rekor dunia untuk kecepatan selancar angin (Windsurf World Speed Record) pada tahun 2012.
Gagasan untuk menciptakan SeaBubbles sebenarnya berawal dari keprihatinan anak perempuan Alain Thébault ketika berlayar dari Los Angeles ke Hawaii. Ia menyuruh ayahnya untuk membuat kendaraan bebas emisi, karena sedih melihat polusi yang parah di Paris, London, dan Amerika Serikat. “Sebagai pemegang rekor dunia untuk kecepatan berlayar, mengapa Ayah tidak memanfaatkan keahlian Ayah untuk hal yang bermanfaat bagi orang banyak dan planet kita, dengan menciptakan kendaraan yang bisa terbang di atas air?”, demikian Thébault mengutip kata-kata anaknya.
Di banyak kota di dunia yang berada di tepi sungai atau menghadap lautan, perairan sebenarnya merupakan bagian dari infrastruktur, sebagaimana jalan raya dan rel kereta. Meskipun demikian, jalur perairan seringkali hanya digunakan untuk lalu lintas komersial (jalur perdagangan) atau rekreasi. Beberapa kota yang memiliki layanan transportasi berupa perahu untuk wisatawan cenderung menggunakan bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi, dan dalam banyak kasus berkontribusi terhadap dampak negatif lainnya, seperti menimbulkan gelombang yang dapat menyebabkan erosi pada tepian sungai.
Thébault kemudian menyampaikan idenya kepada Anders Bringdal, "Ketika Alain pertama kali membicarakan gagasannya tentang SeaBubbles kepada saya, kami langsung berkesimpulan bahwa ini adalah ide yang hebat. Kami bisa membantu orang-orang untuk berkendara melewati sungai-sungai di seputar kota mereka dengan cara yang menyenangkan dan tidak mencemari lingkungan, meski hanya sebentar saja,” kata Bringdal. “Semua kota semakin lama semakin padat dan ramai, lalu lintas di darat pun semakin macet; sementara di sisi lain, transportasi sungai justru ditinggalkan. Di San Francisco, kendaraan ini bisa membuat orang menghemat waktu satu jam ketika menempuh perjalanan dari pusat kota ke Silicon Valley pulang pergi,” imbuhnya pada kesempatan lain.
--
(bagian 1 dari 2 tulisan | dirangkum dari berbagai sumber: Architectural Digest, Daily Mail, Inhabitat, The Verge, & Bloomberg | sumber gambar lain: Pixabay & Innovapass)
Kecelakaan transportasi masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar pengguna kendaraan; padahal, salah satu penyebabnya bukanlah lemahnya perawatan infrastruktur atau meningkatnya jumlah kendaraan, tetapi kesalahan manusia itu sendiri. Data dari WHO pada tahun 2007 menyatakan bahwa 70% kecelakaan transportasi disebabkan oleh Human Error atau kesalahan si pengendara sendiri.
Human error atau kecerobohan manusia yang dapat menyebabkan kecelakaan di antaranya adalah: mengantuk, stress, melamun, mabuk dibawah pengaruh alkohol atau narkoba, kelainan mental, kurang konsentrasi, dan kelelahan. Untuk itu perlu ada inovasi yang bisa menjawab sumber masalah terbesar yang menyebabkan kerugian lebih dari 520 Milyar Dollar Amerika tiap tahun ini.
Sekelompok inovator dari Telkom University bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan alat yang bisa mencegah terjadinya human error saat berkendara. Alat tersebut adalah Brainstat, sebuah system yang berfungsi untuk memantau kondisi seorang pengemudi melalui pembacaan gelombang otak. Alat ini dapat memantau kondisi fisik, tingkat konsentrasi, kelelahan, mata yang mengantuk, bahkan stress dan kelainan mental dari penggunanya. Tidak hanya itu, Brainstat akan memberikan early warning atau peringatan dini kepada pengendara apabila kondisi pengendara sudah berada di bawah batas aman dan tidak fokus dalam berkendara.
Bagaimana Brainstat bekerja membantu meningkatkan keamanan berkendara? Terdapat sebuah alat mini yang dipasangkan pada kepala pengendara yang bernama EEG (Electro Encephalograph) yang berfungsi membaca gelombang otak dan meneruskan informasi yang didapat kepada software untuk diolah makna dan artinya berdasarkan algoritma fuzzy logic. Hasil pembacaan akan dipetakan oleh sebuah alat bernama cloud mapping yang akan menyimpulkan kondisi pengguna. Jika hasil pemetaan menunjukkan anomali, maka brainstat akan memberi pesan dan notifikasi kepada pengendara dan penumpang untuk ditindaklanjuti.
Sebagai system pendeteksi human error, Brainstat memiliki akurasi mendekati 80%. Angka yang cukup tinggi untuk menunjukkan kondisi fisik seseorang. Alat pencegah kecelakaan lain yang menggunakan kamera terbukti kurang akurat karena pemetaan hanya dilakukan pada wajah. Aplikasi Brainstat diperkirakan tidak terbatas hanya pada kendaraan pribadi, tapi juga transportasi umum seperti bus, taksi, bahkan pesawat. Alhasil, inovasi ini berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa manusia dan memangkas kerugian yang timbul akibat kecelakaan transportasi.
Sumber : 109 Inovasi Indonesia – 2017. “Cegah Kecelakaan Transportasi Dengan Pemantauan Human Error Dengan Menggunakan Brainstat”. Dody Qory Utama, Tauhid Nur Azhar.
Simulator Robot Pencari Sumber Asap adalah perangkat lunak yang mempertimbangkan faktor asap, angin, dan perilaku robot untuk menguji metoda dan konfigurasi yang efektif dalam mencari sumber kebocoran.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Kopi memang penuh dengan keajaiban. Salah satu khasiat kopi baru-baru ini ditemukan oleh para peneliti dari Rumah Sakit Anak Boston (Boston Children’s Hospital/BCH). Mereka menemukan bahwa senjata rahasia yang terkandung dalam kopi, yaitu kafein dan substansi perangsang lainnya membantu para tikus yang kurang tidur dalam mengatasi rasa sakit. Mereka menyimpulkan bahwa: jika kita ingin meringankan penderitaan orang yang mengalami rasa sakit yang kronis, maka hal pertama yang harus kita atasi adalah kelelahan yang dirasakannya.
Ahli neurologi dan neurobiologi BCH mengawali penelitiannya dengan membuat tikus-tikus percobaan mengalami kondisi kurang tidur yang kronis. Para ahli mengajak mereka bermain terus menerus dengan memberikan berbagai macam mainan yang mereka sukai pada waktu-waktu di mana mereka biasa tidur. Setelah itu, mereka membuat para tikus terpapar dengan berbagai jenis rasa sakit, seperti panas, dingin, maupun tekanan secara fisik, dan kemudian menghitung berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk menjauhkan diri dari sumber rasa sakit tersebut. Saat tikus merasa kelelahan, mereka menjadi lebih peka terhadap rasa sakit dan bereaksi lebih cepat.
Para ilmuwan kemudian memberikan obat kepada tikus-tikus tersebut untuk membantu mereka mengatasi rasa sakit. Kelompok pertama diberi obat penghilang rasa sakit yang sudah dikenal secara umum, mulai dari ibuprofen hingga morfin. Kelompok kedua diberi obat-obatan yang membuat mereka waspada atau terjaga, seperti kafein dan modafinil. Ternyata, respon terhadap rasa sakit pada tikus-tikus di kelompok kedua (yang diberi kafein atau modafinil) lebih positif daripada tikus-tikus di kelompok pertama (yang diberi ibuprofen atau morfin). Artinya, rasa sakit yang dialami oleh tikus-tikus yang mengkonsumsi kafein dan modafinil berkurang lebih banyak daripada kelompok satunya.
Akan tetapi, kafein dan modafinil ternyata tidak memberikan efek analgesik pada tikus-tikus yang mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini membuktikan bahwa target dari obat-obatan tersebut lebih terfokus pada kelelahan yang dialami oleh para tikus, dan bukan pada rasa sakit itu sendiri. Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Nature Medicine.
Clifford Woolf, direktur Kirby Centre di BCH, dalam sebuah wawancara untuk sebuah siaran pers mengatakan: “Ini merupakan jenis analgesik baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, yakni analgesik yang efektifitasnya tergantung pada kondisi biologis binatang-binatang tersebut. Obat semacam ini bisa membantu memutus rantai siklus rasa sakit yang kronis, di mana rasa sakit yang dirasakan membuat tidur menjadi terganggu. Kurangnya waktu tidur ini akan memicu timbulnya rasa sakit, yang nantinya akan mengganggu tidur, demikian seterusnya.”
Sementara itu, Kiran Maski, spesialis masalah tidur di BCH yang bukan anggota tim penelitian, secara terpisah menyatakan: “Meskipun hasil penelitian ini belum dicobakan pada manusia, para ilmuwan percaya bahwa penelitian ini menggarisbawahi pentingnya istirahat yang cukup bagi orang-orang yang mengalami rasa sakit yang kronis”. Bagi orang-orang seperti mereka, waktu tidur yang cukup atau minum obat tidur di malam hari barangkali akan memberikan efek yang lebih baik daripada hanya mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit saja. Upaya ini bisa digabungkan dengan mengkonsumsi obat maupun suplemen lain yang mampu meningkatkan kewaspadaan atau membuat mereka terjaga di siang hari, untuk memutus rantai siklus rasa sakit.
Maski menambahkan: "Studi ini menunjukkan adanya sebuah pendekatan baru dalam manajemen rasa sakit yang relatif mudah diterapkan dalam pengobatan secara klinis. Banyak pasien yang menderita rasa sakit yang kronis mengeluh kurang tidur di malam hari dan merasa kecapekan di siang harinya. Parahnya, beberapa obat pereda rasa sakit justru berkontribusi pada munculnya dua gejala ini secara bersamaan."
Lebih jauh, Maski mengungkapkan perlunya dilakukan studi klinis lanjutan untuk mengetahui berapa lama durasi tidur yang dibutuhkan seseorang demi mengurangi rasa sakit yang dideritanya, serta untuk menguji tingkat efektifitas obat yang berfungsi sebagai perangsang kewaspadaan. Meskipun kafein maupun modafinil diketahui mampu meningkatkan sirkuit dopamin di otak, sebenarnya masih belum begitu jelas bagaimana cara kerja obat ini.
---
(sumber: Futurism | sumber gambar: Pixabay & Stuff You Should Know)