BIC membantu Program Pengembangan Klaster Inovasi Daerah yang didukung oleh Direktorat Sistem Inovasi, KemenristekDikti. Salah satu proposal yang terpilih untuk dikembangkan adalah Klaster Inovasi Daerah Berbasis Industri Minyak Nilam, yang diajukan oleh Provinsi Aceh.
Dalam proses menuju perumusan "master-plan" Klaster Inovasi berbasis Industri Minyak Nilam, sepulang dari mengikuti Rapat Koordinasi Inovasi Daerah, tim dari Aceh berkesempatan mengadakan jumpa bisnis di Jakarta pada hari Minggu, 10 September 2017.
Jumpa bisnis yang dikoordinasikan oleh BIC ini dihadiri oleh Kepala Subdirektorat Pengembangan Sistem dan Jaringan Inovasi RistekDikti, Dr. Wihatmoko Waskitoaji, Pimpinan Atsiri Research Center (ARC) Dr. Syaifullah Muhammad, dan Wakil Ketua ARC Dr. Indra. Sedangkan dari kalangan bisnis hadir Bp. Subakat Hadi, founder dari Wardah Cosmetics; Ibu Yenny Tiono, Chief Financial Officer dari Haldin Pacific Semesta, dan Pak Yudhi Hermanu, founder GAIA, konsultan Change Management dan Community Development.
Pada jumpa bisnis ini dibahas berbagai gagasan untuk mengisi program Klaster Inovasi Daerah berbasis Nilam Aceh dengan langkah-langkah konkrit membangun sinergi A-B-G-C (Academic - Business - Government - Community). Minyak Nilam yang telah resmi memperoleh pengakuan indikasi geografis sebagai kekayaan alam khas Aceh, dengan inovasi diharapkan dapat dikembangkan menjadi produk bernilai tambah tinggi berskala global, sebagaimana sukses dari Kopi Gayo. Industri minyak nilam diharapkan dapat mendongkrak ekonomi Aceh, sehingga pada gilirannya dapat ikut menghapuskan kemiskinan di Aceh.
Salam inovasi !
Comments (5)