KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Total: 1138 results found.
Page 50 of 57
Pembangunan jalan layang umumnya menimbulkan kemacetan saat pengecoran pada tiang penyangga karena menyita badan jalan di bawahnya.
Sosrobahu memungkinkan orientasi (arah) kepala tiang penyangga yang dipisah dengan tiangnya, dibuat sejajar dengan jalan agar tidak mengganggu lalu lintas dibawahnya. Kemudian kepala tiang dengan alat Sosrobahu diputar tegak lurus as jalan. Menggunakan prinsip hidrolik, Sosrobahu terdiri atas 2 lempeng piring, piring atas sebagai piston dan yang bawah sebagai silinder.
Dengan Sosrobahu, pipa hidrolik memompakan minyak dan menghasilkan gaya angkat sampai dengan 1.100 ton. Kepala tiang penyangga kemudian diputar ke posisi yang diinginkan, lalu dikunci. Tingkat keberhasilannya mencapai 100%.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Minyak tanah adalah bahan bakar yang umum digunakan untuk mengoven tembakau jenis Virginia oleh petani tradisional. Harga BBM yang melambung tinggi membuat harga jual tembakau menjadi tidak bersaing dan mengancam kelangsungan usaha para petani tembakau lokal.
Inovasi ini memperkenalkan teknologi tenaga surya hibrida (Hybrid Solar Dryer/HSD), yaitu menggunakan sumber tenaga surya dikombinasikan dengan input energi lain, seperti sekam dan kayu limbah/briket sekam hingga LPG dan batubara.
Selain itu penggunaan energi ini dikontrol berdasarkan suhu dan kelembaban relatif oven, menjadikannya lebih efisien, ekonomis dan mencegah burning pada tembakau yang dikeringkan.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai 81 ribu kilometer garis pantai. Laut lndonesia yang sangat luas dengan gelombangnya menyimpan daya potensial yang sangat besar untuk didayagunakan sebagai sumber tenaga.
Secara teknis, sangat memungkinkan untuk membuat pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL-SB) ini ditempatkan di atas permukaan laut (mengapung) menggunakan ponton.
Gelombang laut menggerakkan beberapa bandul yang didesain secara mekanik untuk memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke darat. Setiap unit PLTGL-SB diharapkan mampu menghasilkan listrik mencapai kapasitas ± 500 kW/unit.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Metode pendinginan dengan air dikenal sebagai cooling water sistem tertutup atau terbuka. Kelemahan sistem tertutup adalah sangat lambat dan prosesnya mahal; sedangkan sistem terbuka membutuhkan ruang yang besar serta rentan terhadap kontaminasi dan kehilangan air karena peristiwa wind loss.
Penemuan ini menggunakan membran hollow fiber hidrofobik mikroporous, yang permeabel terhadap uap tetapi tidak permeabel terhadap air untuk cooling tower sirkulasi tertutup.
Sistem ini mampu menurunkan suhu air pendingin sekaligus memproduksi air ultramurni dengan memanfaatkan panas yang dibuang oleh air pendingin tersebut. Selain menghindarkan kontaminasi dari udara, sistem ini juga dapat menghilangkan wind loss secara total.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Penyejuk ruangan (AC) telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat modern. AC yang ada didesain bukan untuk daerah yang lembab dan panas sehingga proses pengeringan kelembaban tidak optimal dan boros energi.
AC yang dilengkapi heat pipe aktif dapat menjawab kebutuhan AC yang hemat energi. AC ini mengatur temperatur dan juga kelembaban dalam ruangan secara bersamaan tanpa menggunakan electric heater.
Penyejuk udara (AC) presisi namun dengan kebutuhan energi listrik yang lebih kecil ini dapat menghemat biaya operasional sampai dengan setengah dari AC konvensional.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Baterai padat lithium merupakan salah satu alat penyimpan energi tercanggih saat ini. Karena selain tahan lama, ia mempunyai kemampuan yang tinggi dan ramah lingkungan.
Baterai lithium yang banyak digunakan menggunakan matrik berbasis polimer/plastik. Jenis polimer sebagai matrik adalah PEO (Polyethelene Oxalate) untuk komposit elektrodanya dan PVDF (Polyvinyl Diflouride) untuk komposit elektrolitnya. Bahan matrik ini cukup mahal.
Penemuan ini mengganti bahan-bahan baterai lithium dengan bahan yang banyak tersedia di lndonesia, lembaran katoda digantikan dengan Lithium Mangan Oxide, lembaran anoda digantikan dengan grafit, sedangkan lembaran elektronit digantikan dengan Lithium Titanium Alumunium Phospate.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Biji Kakao produksi nasional mempunyai karakter citarasa lemah, kadar kotoran tinggi, terkontaminasi serangga, jamur dan mikotoksin. Keadaan tersebut menjadikannya berharga jual murah.
Inovasi ini menawarkan proses inkubasi in-vitro, dimana biji kakao kering tanpa fermentasi dan/atau yang mengalami fermentasi 1-2 hari, enzim-enzim kuncinya yaitu aspartic endoprotease, carboxypeptidase, polyphenol oxidase dan invertase diaktifkan kembali untuk menghasilkan biji kakao bermutu setara biji fermentasi.
Optimasi inkubasi-refermentasi yang memberi hasil terbaik adalah pada suhu 45°C selama 72 jam. Biakan Bakteri Asam Laktat juga ditambahkan untuk melindungi biji dari pembentukan mikotoksin.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Salah satu upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi urea adalah dengan memodifikasinya menjadi pupuk lepas lambat / slow release fertilizer (SRF).
Pupuk diubah menjadi butiran lebih besar yang lebih sukar larut dan dicampur zeolit alam yang mampu mengendalikan kecepatan pelepasan unsur-unsur nutrien pupuk yang mudah hilang akibat larut dalam air, menguap atau proses denitrifikasi terhadap pupuk itu sendiri.
Pembuatan SRF dengan menggunakan zeolit alam sebagai pendukung dilakukan melalui tahap pretreatment, formulasi, granulasi dan pengeringan. Berdasarkan penelitian, pencampuran zeolit dan pupuk urea terbukti meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, karena unsur nitrogen dalan urea terserap pada seluruh permukaan zeolit.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Nata de Coco selain sebagai makanan, dapat juga digunakan sebagai bahan akustik, bidang kedokteran dan industri, sehingga beberapa tahun terakhir ini permintaan untuk diekspor cukup besar.
Indonesia sebagai negara kepulauan tropis memiliki potensi yang besar, dan untuk menghasilkan Nata de Coco yang berkualitas dengan bahan dasar air kelapa, dibutuhkan bibit bakteri selulosa yang baik dan murni.
Pembuatan inokulum pasta (bibit bakteri) Nata de Coco melalui perbanyakan sel bakteri, persiapan medium, proses pembuatan dan pengucilan koloni bakteri untuk bahan inokulum pasta Nata de Coco, dengan kemasan yang baik memudahkan distribusi dan penyimpanan untuk kemudian digunakan oleh pengrajin tradisional di daerah.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Proses pembuatan tempe membutuhkan waktu yang cukup lama dan menjadikan nilai efisiensinya menurun. Karenanya solusi yang tepat adalah dengan memodifikasi pada proses pengasamannya.
Penggunaan Glukono-Delta-Laktone (GDL) yang dikenal aman untuk dikonsumsi, dengan konsentrasi 0,4% dalam proses pengasaman dapat dilakukan dengan tiga metode:
a. Perebusan kedelai selama 30 menit dalam GDL diikuti pendinginan kedelai.
b. Perebusan kedelai selama 30 menit dalam GDL.
c. Perendaman kedelai selama 2 jam dalam GDL diikuti perendaman dalam air panas (70°C) selama 5 menit.
Proses ini tetap menghasilkan kualitas tempe yang sama dengan proses fermentasi biasa.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Menghitung ikan dewasa dalam satu ember mungkin pekerjaan yang sangat mudah. Coba uji mata dan ketelitian Anda menghitung jumlah benih di dalam gayung.
Inovasi Fry Counter ini didesain untuk mempermudah penghitungan benih ikan dalam skala besar. Penggunaan delapan unit sensor (optointerruptor) dengan cepat mampu menghitung delapan benih per detik. Counter mampu mencatat angka sampai 99.999 benih dan bersifat portable sehingga mudah dibawa karena ditunjang oleh penggunaan catu daya opsional: listrik PLN, aki atau baterai Ni-Cad 12 Volt.
Penggunaan dayanya hanya 50-60 Watt pada saat aktif. Selain itu, alat ini dilengkapi dengan buzzer indicator untuk memantau kinerja alat dan memudahkan pemeriksaan jika alat tidak berfungsi.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Penelitian ekstraksi minyak secara langsung dari parutan kelapa kering menemukan bahwa ampas kelapa banyak mengandung protein dan galaktomanan.
Selanjutnya dikembangkan proses pengolahan kelapa tersebut menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti: madu kelapa, protein binding polysaccharide, galactomannan dan dietary fiber.
Rasa manis madu kelapa adalah alami tanpa tambahan pemanis seperti layaknya madu. Selanjutnya turunan produk madu kelapa menghasilkan beberapa produk kesehatan prebiotik, karena menghambat pertumbuhan mikrobakteri jahat, dan juga produk bahan makanan yang berserat tinggi, dengan proses-proses pengolahan yang relatif sederhana serta ekonomis.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Bagaimana cara Anda membersihkan apel sebelum memakannya? Membilasnya dengan air di bawah keran yang mengucur? Mengelapnya dengan lengan baju Anda? Apapun metodenya, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry bulan Oktober 2017 lalu menyatakan bahwa cara yang Anda pakai semuanya salah.
Semua apel, kecuali yang organik, hampir pasti disemprot dengan insektisida sintetis. Environmental Protection Agency (EPA), lembaga Pemerintah Amerika Serikat untuk masalah perlindungan lingkungan, mewajibkan perusahaan produsen apel untuk mencuci apel dengan larutan pemutih selama dua menit dan dibilas secara menyeluruh sebelum dijual ke konsumen. Metode tersebut memang mampu membasmi bakteri dan kotoran yang menempel pada buah apel, namun sayangnya, tidak mampu membersihkan pestisida yang disemprotkan; demikian diungkapkan oleh Lili He, seorang ahli kimia di University of Massachusetts, Amherst.
Para peneliti yang dipimpin oleh Lili He menguji tiga cara mencuci yang berbeda. Mereka menyemprotkan apel Gala organik dengan dua bahan yang telah disetujui oleh EPA untuk digunakan pada buah apel, yakni thiabendazole (fungisida) dan phosmet (insektisida). Thiabendazole adalah pestisida sistemik, sedangkan phosmet merupakan pestisida non-sistemik, artinya: kedua bahan tersebut bekerja pada buah dengan cara yang berbeda.
Setelah disemprot, apel-apel tersebut dibiarkan selama 24 jam. Mereka kemudian mencuci setiap apel dengan tiga metode: dicuci dengan air biasa sebagaimana direkomendasikan oleh FDA (Food and Drug Administration, institusi pemerintah Amerika Serikat untuk pengawasan obat dan makanan), dicuci dengan larutan pemutih Clorox yang telah disetujui oleh EPA untuk digunakan di industri produsen buah apel setelah dipanen, dan dicuci dengan larutan baking soda atau soda kue (sodium bikarbonat atau NaHCO3) yang bisa dibuat sendiri di rumah. Untuk ketiga metode pencucian tersebut, para peneliti melakukan pengujian pada menit kedua dan kedelapan, sebelum membilas lagi setiap apel dengan air.
Dari ketiga metode tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa larutan baking soda paling efektif untuk menghilangkan kedua pestisida tersebut secara luas. Larutan NaHCO3 mampu membersihkan semua thiabendazole dari kulit apel dalam waktu 12 menit dan semua phosmet setelah 15 menit. Dengan adanya NaHCO3, thiabendazole dan phosmet akan terdegradasi, sehingga memudahkan proses pembuangan pestisida ketika dibilas dengan air. Jadi, jika Anda benar-benar ingin meminimalkan paparan pestisida dalam buah apel, penelitian tersebut menyarankan untuk mencucinya dengan campuran satu sendok teh baking soda dengan dua gelas air.
Meskipun pencucian dengan baking soda sangat efektif untuk menghilangkan residu pestisida di permukaan kulit apel, para peneliti memperingatkan bahwa residu pestisida yang terlanjur meresap ke bawah kulit mampu bertahan dalam waktu lama. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa 20% thiabendazole dan 4,4% phosmet yang disemprotkan mampu menembus ke dalam apel dalam waktu 24 jam. Dengan demikian, sebenarnya sejumlah kecil pestisida telah meresap melalui permukaan apel dan masuk ke bawah kulitnya, sehingga mencuci buah secara menyeluruh pun sebenarnya tidak akan mampu membuat Anda terhindar dari paparan pestisida, meskipun dalam kadar yang lebih rendah.
Hasil tersebut membuat para peneliti menyarankan untuk mengunakan metode keempat, yakni mengupasnya. Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa dengan mengupasnya, Anda akan kehilangan manfaat dari serat dan vitamin yang ada pada kulit apel. Selain itu, tetap ada kemungkinan bahwa pestisida dalam jumlah kecil masih akan masuk ke tubuh Anda, karena sudah terlanjur meresap ke daging buah yang lebih dalam, tidak sekedar menempel di bawah kulit.
Selain menghasilkan cara terbaik untuk membuang pestisida yang bisa dilakukan dengan mudah di rumah oleh semua orang, dalam studi ini peneliti juga membuat catatan untuk industri apel. "Studi ini memberi informasi pada kami bahwa metode standar untuk mencuci apel setelah dipanen dengan menggunakan larutan pemutih Clorox selama 2 menit bukanlah cara yang efektif untuk menghilangkan seluruh residu pestisida di permukaan apel," demikian tertulis di jurnal tersebut.
Nah, jika Anda ingin makan apel yang 100% bebas pestisida, tapi tidak ingin repot mencuci dengan soda kue, dan juga tidak ingin kehilangan serat dan vitamin yang ada pada kulit apel gara-gara dikupas, beli saja apel organik; dan akan lebih baik lagi jika Anda bisa memastikan bahwa apel tersebut benar-benar organik, bukan sekedar berstempel organik saja.
---
(dirangkum dari Quartz dan Food&Wine | sumber gambar lain: Pixabay)
Dalam pembuatan minyak kelapa, bio-proses memang tidak sepopuler pengempaan kopra atau pemanasan santan kelapa karena dianggap mahal dan membutuhkan tambahan enzim yang mahal.
Inokulum tempe ternyata dapat dimanfaatkan untuk memecah protein dan pati yang terkandung pada krim santan kelapa, tanpa perlu pemanasan tinggi maupun bahan kimia lainnya. Proses fermentasi akan membentuk lapisan minyak yang mudah dipisahkan sebagai minyak kelapa.
Produk yang dihasilkan bahkan lebih sesuai sebagai bahan baku kosmetik maupun obat-obatan dibandingkan minyak goreng. Jika digunakan sebagai minyak goreng pun proses ini berpotensi tetap kompetitif khususnya jika diproduksi di sentra produksi kelapa yang melimpah dan murah.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Sifat alami dari udang adalah membutuhkan tempat untuk singgah dan pada umumnya menempati bagian dasar kolam serta butuh ruang yang cukup untuk hidup atau terjadi kanibalisme di antaranya. Hal ini membatasi jumlah optimal udang yang dapat dipelihara di kolam budidaya udang galah intensif dan hasil panennya (1-2 ton / ha kolam).
Penggunaan ranting bambu, pelepah kelapa atau pisang untuk melindungi bibit udang pada proses pengembang biakan menunjukkan bahwa bibit udang ternyata merambat naik. Ini memberikan ide pembuatan apartemen dari bambu bagi udang galah dewasa dengan ukuran 20x20x20 cm dengan tinggi (jumlah tingkat) dan luas disesuaikan dengan keadaan kolam meningkatkan hasil panen beberapa kali lipat, juga keuntungan.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Bayangkan semua sampah yang telah Anda hasilkan dan buang dalam minggu ini. Menurut Anda, berapa banyak sampah yang bisa Anda kurangi jika Anda benar-benar mencobanya? Setengahnya? Seperempatnya? Atau bahkan tidak ada sampah sama sekali?
Banyak ahli limbah berpikir bahwa target untuk tidak menghasilkan sampah sama sekali sebenarnya cukup realistis, tidak hanya untuk individu, tapi juga bagi organisasi besar, bahkan kota-kota besar. Pikirkan alasan ini ketika Anda ingin mencoba mulai hidup tanpa sampah: sampah merupakan penyumbang utama pemanasan global, baik dalam proses memproduksi barang yang nantinya hanya akan berakhir di tempat sampah, maupun emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sampah itu sendiri.
Pengurangan sampah merupakan langkah awal, tapi bisakah kita benar-benar tidak menghasilkan sampah sama sekali?
Lauren Singer adalah seorang aktivis lingkungan lulusan New York University yang menjalani kehidupan hampir bebas sampah selama lima tahun terakhir ini. Sejak saat itu sampah yang dihasilkannya hanya mampu memenuhi sebuah toples kaca. Diakuinya, hal tersebut memang tidak terjadi dalam semalam, butuh proses yang panjang yang dimulai dengan beberapa langkah sederhana.
Simak video berikut ini untuk mengetahui tips-tips Lauren Singer dalam menjalani kehidupan bebas sampah:
---
(sumber: Seeker)
Pemberian pakan bagi Unggas dan Ikan merupakan kegiatan rutin pada peternakan yang harus dilakukan secara teratur, sayangnya hal ini kadang terlupakan oleh para peternak dan menyebabkan menurunnya hasil panen.
Penebar Umpan Unggas dan Pakan Ikan Tenaga Surya (Puspita) adalah sistem penebar pakan dengan prinsip kerja seperti penebaran pakan menggunakan tangan manusia. Jangkauan dan arah tebaran dapat diatur sesuai kehendak, menggunakan propeler kipas yang digerakkan oleh motor listrik.
Semuanya dikontrol menggunakan timer terprogram dan menggunakan sumber listrik aki mobil yang diisi oleh panel surya. Alat ini juga bisa berperan multifungsi, misalnya dapat dipakai untuk sumber listrik untuk penerangan jalan.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Secara alami, makhluk hidup akan mengalami seleksi alam dengan hilangnya sifat-sifat resesif pada keturunannya. Bagaimana bila sifat resesif yang hilang adalah sifat yang justru unggul dan diinginkan?
Banyak cara dapat ditempuh, dan cara pemuliaan walaupun membutuhkan waktu yang cukup panjang adalah cara yang paling alami dan aman.
Pemuliaan dilakukan pada jagung manis menghilangkan sifat tidak unggul seperti viabilitas benih rendah, vigor vegetatif yang buruk, shelf time pendek serta rentan terhadap hama dan penyakit tanaman.
Modifikasi segregasi epistatik dialel pada biji dengan mengawinsilangkan jenis-jenis jagung unggul telah menghasilkan jagung unggulan baru yang nirmanis (kuning-bulat) dan jagung manis (kisut).
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Pada bagian pertama dari tulisan mengenai Seabubbles di situs ini, telah diceritakan tentang gagasan awal dari Alain Thébault dan Anders Bringdal untuk mendirikan bisnis startup SeaBubbles. Bagian kedua ini akan memberikan gambaran lebih detil mengenai spesifikasi desain Seabubbles serta prospeknya di masa depan.
SPESIFIKASI
Sebagai moda transportasi yang memanfaatkan infrastruktur perairan di dalam dan sekitar kota yang selama ini terabaikan, SeaBubbles memakai teknologi Hydroptère yang dikembangkan oleh Thébault, sebagai sebuah inovasi eksperimental dari sistem hydrofoil. Sebagai moda transportasi yang memanfaatkan infrastruktur perairan di dalam dan sekitar kota yang selama ini terabaikan, SeaBubbles memakai teknologi Hydroptère yang dikembangkan oleh Thébault, sebagai sebuah inovasi eksperimental dari sistem hydrofoil.
Mekanisme Hydroptère sama dengan pesawat terbang: udara yang melewati sayap menghasilkan pengangkatan dan membuatnya terbang. Hal ini berarti: ketika SeaBubbles membawa penumpang melintasi perairan, kendaraan ini tidak akan mengapung di permukaan air seperti perahu, melainkan mengambang setinggi 2 kaki (sekitar 60 cm) di atas air, membuat gesekan dengan air 40 persen lebih kecil dibandingkan dengan perahu biasa, dan tidak menimbulkan gelombang meskipun dijalankan dengan kecepatan maksimal.
Terbuat dari bahan fiberglass dan busa padat, prototipe terakhir dari perahu ini memiliki dimensi sekitar 4,2 meter (panjang) kali 2,1 meter (lebar). Perahu mulai terangkat dalam kecepatan 5 knot, dan akan mencapai kecepatan tertinggi sebesar 14 knot. Bringdal dan Thébault sedang mengembangkan versi cepat dari SeaBubbles, yang direncanakan akan bisa dipacu dengan kecepatan maksimal 30 knot.
Penggerak SeaBubbles menggunakan motor listrik dengan sumber tenaga dari baterai yang mampu menyimpan energi untuk menempuh jarak 80-100 kilometer setiap kali diisi. Pengisian ulang baterai dilakukan di dermaga yang dirancang khusus, dengan sumber energi listrik yang berasal dari matahari dan gelombang/pasang surut air.
Penggunaan energi listrik yang bebas emisi karbon dan berasal dari sumber yang terbarukan membuat SeaBubbles ramah lingkungan. Selain itu, mesin yang digerakkan oleh motor listrik juga tidak menimbulkan suara bising. Kemampuan SeaBubbles untuk berjalan tanpa gelombang dan tanpa suara ini membuatnya aman untuk dioperasikan di area-area yang mensyaratkan ketenangan (misalnya: di dekat permukiman, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya).
Menurut perhitungan, dengan kapasitas penumpang sebanyak 4-5 orang, setiap perjalanan akan menghabiskan biaya kurang dari £ 10 (sekitar 150.000 rupiah). Thébault juga berharap bahwa suatu hari kendaraan ciptaannya ini bisa berjalan secara otonom alias tanpa pengemudi.
PROSPEK FINANSIAL
Setelah mendirikan bisnis startup SeaBubbles pada awal tahun 2016, Thébault dan Bringdal mendapatkan modal awal sebesar 500.000 euro yang mereka kumpulkan awal Juli 2016 dari para pendukungnya, di antaranya: pendiri perusahaan pembuat drone Parrot SA, Partech Ventures dan dana BPI yang didukung pemerintah Prancis. Bulan lalu, terkumpul tambahan modal sebesar 3,45 juta euro dari perusahaan asuransi Prancis Maif dan dana modal ventura Partech Ventures.
Dengan target pencapaian modal sebesar 20-30 juta euro untuk dapat beroperasi penuh, Thébault dan Bringdal berencana untuk meluncurkan sekitar selusin unit SeaBubbles di Sungai Seine di Paris. Untuk itu mereka berusaha menutup kekurangan dana dengan menarik investor dari perusahaan-perusahaan di Teluk San Francisco, Amerika Serikat, dan calon pelanggan lainnya.
Mereka juga mulai membahas kemungkinan pengembangan SeaBubbles menjadi kendaraan otonom serta alternatif pengisian baterai dengan para partner potensial. Unit perahu, dermaga pengisian baterai, dan aplikasi taksi akan siap untuk diujicoba di Paris bulan Juni ini. Para tamu yang diundang dalam ujicoba tersebut antara lain adalah pendiri Alphabet Inc Larry Page, Pangeran Albert dari Monaco, dan penerbang pesawat bertenaga surya Bertrand Piccard.
Selain mengundang calon investor menghadiri acara ujicoba di Paris, Thébault dan Bringdal juga akan memulai 'SeaBubbles Pop Up Tour', dengan tampil di berbagai demo untuk publik, dimana para investor dan anggota masyarakat akan dapat mencoba prototipenya.
Uber, aplikasi smartphone untuk ride-sharing, menyambut baik kehadiran SeaBubbles. Thébault dan Bringdal menyatakan bahwa mereka telah membicarakan kemungkinan untuk bermitra dengan Uber; dan mendapatkan dukungan penuh dari Walikota Paris Anne Hidalgo. Thébault dan Bringdal juga sudah menemui para walikota dari kota-kota penting di berbagai belahan dunia, membahas kemungkinan untuk melakukan demo SeaBubbles di kota mereka.
SeaBubbles memang harus menghadapi tantangan yang sangat besar, baik dalam hal finansial maupun peraturan di level kota hingga negara. Bringdal and Thébault harus membangun prototipe, merayu investor, meyakinkan pejabat kota untuk memberikan izin operasi di perairan mereka, dan mengembangkan aplikasi ride-sharing untuk penumpangnya. Uber hanya membuat aplikasi saja, tapi SeaBubbles harus menciptakan seluruh jaringan transportasi dari nol.
Meskipun menghadapi tantangan berat, SeaBubbles berharap akan dapat memperluas layanannya ke 12 kota di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Amerika Serikat pada tahun 2018; dan berencana untuk memiliki layanan taksi air yang beroperasi di 50 kota pada tahun 2024.
--
(bagian 2 dari 2 tulisan | dirangkum dari berbagai sumber: Architectural Digest, Daily Mail, Inhabitat, The Verge, & Bloomberg | sumber gambar lain: Pixabay & Innovapass)
Suplemen jamu bagi unggas (ayam ternak broiler) ini dibuat dari kombinasi buah-buahan tropis alami, squalene dan sari umbi manggata (rumput teki) dan difermentasi selama 6 bulan.
Kandungan nutrisi alami mampu diserap dengan baik oleh unggas dan meningkatkan mutu sistem pencernaan unggas ketika dewasa, sehingga daya serap makanan meningkat, perbandingan berat pakan dengan berat hewan (feed conversion ratio) menurun, begitu pula dengan tingkat kematian unggas.
Suplemen jamu ini cukup ekonomis dan diasupkan melalui minuman unggas dengan perbandingan 1 tetes per liter air minum per hari dengan hasil yang menjanjikan.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database