Total: 1138 results found.
Page 56 of 57
Pemanfaatan Langsung Energi Panas Bumi
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Teknologi Online Monitoring Kualitas Air Menggunakan Sistem Komunikasi GSM (ONLIMO-GSM)
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Pembangkit energi terbarukan di seluruh dunia pada tahun 2016 tumbuh sebesar 161 GW (gigawatt). Sebuah catatan rekor terbaru yang menjadikan kapasitas pembangkit energi terbarukan saat ini mampu melewati angka 2000 GW, demikian dirilis oleh Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency/IRENA).
Menurut catatan organisasi yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab ini, jumlah tersebut menunjukkan peningkatan dua kali lipat dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan terjadinya adopsi teknologi pembangkit energi angin, air, dan bahan bakar bebas emisi lainnya yang belum pernah terjadi sebelumnya.
China, Eropa dan Amerika Serikat saat ini menguasai 62 persen dari total kapasitas energi terbarukan di seluruh dunia, dengan China dan Amerika Serikat sebagai yang terbesar. Negara lainnya adalah Brasil, Jerman, Kanada dan India.
Asia merupakan kawasan yang paling pesat pertumbuhannya dalam hal memproduksi energi terbarukan, dengan peningkatan kapasitas sebesar 13,1 persen. Semetara itu, Afrika telah mengembangkan pembangkit dengan kapasitas sebesar 4,1 GW pada tahun 2016, meningkat 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya (2015).
Selain meningkatkan produksi listrik bebas karbon di dunia (yang menurut para ahli penting untuk menahan pemanasan global), gelombang energi terbarukan "memberikan banyak manfaat sosial-ekonomi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan manusia serta lingkungan," demikian diungkapkan oleh Adnan Amin, Direktur Jenderal IRENA.
Pertumbuhan kapasitas energi terbarukan sebesar 8,7 persen yang terjadi pada tahun 2016 merupakan sebuah lonjakan besar dibandingkan tahun sebelumnya. Tenaga surya merupakan sumber energi terbarukan terbesar, dengan jumlah yang diperkirakan mencapai 71 GW, diikuti oleh tenaga angin sebesar 51 GW dan tenaga air sebesar 30 GW.
Untuk kawasan Asia, Afrika dan Amerika Selatan, Pembangkit Listrik Tenaga Air jauh lebih populer, sementara instalasi tenaga surya dan angin berkembang di wilayah dunia yang lebih luas, dengan China dan Amerika Serikat menempati peringkat pertama, disusul oeh India, Jepang dan Inggris. India, Jerman dan Brazil masing-masing menambah pemakaian energi terbarukan sebesar lebih dari 2 GW yang berasal dari tenaga angin.
Secara khusus, energi yang dihasilkan oleh turbin lepas pantai mengalami pertumbuhan tahunan terbesar kedua di tahun 2016. China mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat, dari 559 menjadi 1.480 megawatt. Turbin lepas pantai baru juga hadir di Jerman, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.
---
(sumber: Scientific American | sumber gambar: Pixabay)
Menyulap Sampah Basah Organik (sampah pasar) Menjadi Bioethanol/Bio Kerosin/BBN
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Teknologi Kedelai Plus adalah teknologi yang dirancang untuk memasukan mikroba (bakteri) berpotensi penambat nitrogen ke dalam benih kedelai.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Sebuah video yang baru dirilis memperlihatkan prototipe mobil terbang yang menyerupai sepeda motor meluncur di atas perairan terbuka. Prototipe ini bisa lepas landas secara vertikal, bertenaga listrik, dan bisa masuk di garasi dengan ukuran normal; demikian dilansir oleh Kitty Hawk, perusahaan yang didanai oleh pendiri Google Larry Page yang mengembangkan prototipe tersebut.
Prototipe ini mulai diterbangkan awal bulan Mei 2017, namun belum akan dipasarkan hingga akhir tahun ini. Menurut Peraturan Penerbangan Amerika Serikat, mobil terbang ini masuk dalam kategori pesawat ultra ringan (ultralight).
Mobil terbang buatan Kitty Hawk ini tidak dirancang untuk menembus kemacetan di pagi hari, tapi lebih cocok untuk terbang di atas perairan di kawasan yang tidak terlalu padat. Meskipun masuk dalam kategori pesawat ultra ringan, pengendaranya tidak diharuskan memiliki lisensi pilot untuk mengoperasikannya. Mobil ini lebih menyerupai jet ski yang dipakai hanya sebagai hobi, dan tidak bisa difungsikan sebagai sebuah moda transportasi baru.
Calon pembeli dapat mendaftarkan diri untuk menjadi anggota “flyer discovery membership” (semacam klub penggemar mobil terbang) Kitty Hawk, dengan membayar US$ 100. Selain mendapatkan akses sebagai anggota selama tiga tahun, anggota klub juga berhak mendapatkan diskon sebesar US$ 2.000 ketika mobil sudah siap dipasarkan. Hingga hari ini, Kitty Hawk belum merilis harga jual mobil terbangnya, tapi memberi sinyal bahwa mobil yang dipasarkan nanti modelnya akan sedikit berbeda dari prototipe yang dirilis dalam video resmi mereka.
Bagi yang mendambakan mobil terbang yang lebih fungsional, tak perlu menunggu lama; perusahaan Eropa AeroMobil mulai melayani pesanan pre-order untuk mobil terbangnya awal tahun ini. Mobil ini dikendarai dulu secara normal di jalan biasa, baru kemudian lepas landas dan terbang. Mobil terbang bikinan AeroMobil memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang ingin berperjalanan dengan jarak menengah tanpa harus parkir di stasiun kereta atau harus naik bus ke bandara hanya untuk terbang selama 1 jam saja.
Perusahaan lain, Terrafugia, punya prototipe sendiri. Rancangan mobil terbang dengan sayap lipat yang disebut Transition milik mereka juga sudah bisa dipesan secara pre-order.
---
(dirangkum dari Live Science & Kitty Hawk)
Rekayasa Alat Semanggi - I Untuk Angkutan Bibit Sistem Kabel Layang
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Membangun Hutan Jati Prospektif (JAPRO)
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Secangkir teh sehari mampu menjauhkan kita dari penyakit demensia, terutama bagi orang yang secara genetik memiliki risiko terhadap penyakit tersebut, demikian dipaparkan dalam sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh Asisten Profesor Feng Lei dari Departemen Psikologi Kedokteran di Yong Loo Lin School of Medicine Universitas Nasional Singapura (National University of Singapore/NUS).
Studi longitudinal yang melibatkan 957 lansia beretnis China berusia 55 tahun atau lebih ini menemukan bahwa konsumsi teh secara teratur menurunkan risiko penurunan kemampuan kognitif pada lansia sebesar 50 persen, sementara pembawa gen APOE e4 yang secara genetik berisiko terkena penyakit Alzheimer mengalami penurunan risiko gangguan kognitif sebesar 86 persen.
Tim peneliti juga menemukan bahwa peran sebagai pelindung fungsi kognitif syaraf tidak hanya ada pada jenis teh tertentu, melainkan ada pada semua minuman yang diseduh dari daun teh, seperti teh hijau, teh hitam atau teh Oolong.
"Meskipun penelitian dilakukan pada lansia beretnis China, hasilnya juga bisa diterapkan pada etnis lain. Temuan kami memiliki implikasi penting untuk pencegahan demensia. Meskipun telah dilakukan uji coba untuk memproduksi obat berkualitas tinggi, tetapi terapi farmakologis yang efektif untuk gangguan neurokognitif seperti demensia belum ada yang terbukti efektif, lagipula strategi pencegahan demensia hingga saat ini masih jauh dari memuaskan. Teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Data dari penelitian kami menunjukkan bahwa gaya hidup sederhana dan murah seperti minum teh sehari-hari dapat mengurangi risiko seseorang terkena gangguan neurokognitif pada usia lanjut" demikian dijelaskan oleh Profesor Feng.
Feng menambahkan, "Berdasarkan pengetahuan terkini, manfaat mengkonsumsi teh dalam jangka panjang ini disebabkan oleh adanya senyawa bioaktif pada daun teh, seperti catechins, theaflavin, thearubigins dan L-theanine. Senyawa ini memiliki potensi anti-inflamasi dan antioksidan serta bioaktif lainnya, yang dapat melindungi otak dari kerusakan vaskular dan degenerasi syaraf. Pemahaman kita tentang mekanisme biologis secara rinci masih sangat terbatas, sehingga kita masih perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk menemukan jawaban yang lebih pasti."
(Video tentang penelitian dapat dilihat pada tautan ini)
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi konsumsi teh dari para peserta, yang merupakan lansia yang hidup bersama dengan masyarakat biasa (bukan lansia yang tinggal di panti), dari tahun 2003 sampai 2005. Setiap dua tahun sekali, secara berkala fungsi kognitif para lansia ini dipantau dengan menggunakan alat standar hingga tahun 2010. Informasi tentang gaya hidup, kondisi medis, kegiatan fisik dan sosial juga dikumpulkan. Faktor yang berpotensi untuk membiaskan data dikontrol secara hati-hati melalui model statistik untuk memastikan validitas temuan. Tim peneliti menerbitkan temuan mereka di jurnal ilmiah Journal of Nutrition, Health & Aging pada bulan Desember 2016.
Profesor Feng dan timnya berencana untuk memulai studi lebih lanjut dalam upaya untuk lebih memahami dampak pola makan orang Asia terhadap kesehatan kognitif mereka selama terjadinya proses penuaan. Mereka ingin menyelidiki efek senyawa bioaktif dalam teh dan mengujinya secara lebih ketat dengan menilai tanda-tanda biologis yang muncul pada para lansia tersebut, serta melakukan uji coba atau studi yang dikontrol secara acak, yakni dengan mengelompokkan peserta ke dalam grup-grup eksperimen dan mengontrol grup-grup tersebut secara acak demi menghindari data yang bias.
---
(sumber: National University Of Singapore | sumber gambar: Pixabay)
ECG 12 Leads dengan Interpretasi dan Sistem Telemetri
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Ground Station Portable (GSP) Sebagai Standar Personal Komputer Lapangan
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Mana yang lebih Anda sukai, membuka kunci smartphone Anda dengan PIN empat digit atau dengan emoji gambar wajah tersenyum? Mana yang lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk diingat, gambar wajah dan bunga misalnya, atau sekedar angka 2476?
Pengguna smartphone biasa menggunakan emoji untuk mengekspresikan suasana hati, emosi dan nuansa percakapan dalam email dan pesan teks (SMS, WhatsApp, Line, BBM, dan lain sejenisnya) - dan bahkan ada pula yang mengkomunikasikan keseluruhan pesan hanya dengan emoji. Pada tahun 2015, sebuah perusahaan Inggris mencoba menggunakan kode akses emoji sebagai ganti PIN di ATM bank. Tapi tidak ada studi formal tentang seberapa mudah penggunaannya, atau seberapa aman hal tersebut dibandingkan metode lain, seperti PIN.
Untuk mempelajari lebih lanjut baik di laboratorium maupun di dunia nyata, tim peneliti dari Technical University (TU) Berlin, Universitas Ulm dan University of Michigan, yang dipimpin oleh Lydia Kraus, kandidat Doktor di TU Berlin, mengembangkan EmojiAuth, sebuah sistem login berbasis emoji untuk smartphone Android. Seberapa baikkah kemampuan pengguna smartphone dalam mengingat password berupa emoji? Apakah mereka merasa lebih aman? Apakah penggunaan emoji sebagai password membuat mereka merasa lebih senang setiap kali membuka kunci layar teleponnya?
Sebagian besar pengguna smartphone mengunci layar mereka dan harus membukanya beberapa kali dalam sehari. Banyak orang menggunakan PIN numerik, namun penelitian menyebutkan bahwa gambar lebih mudah dihafal dan diingat daripada angka atau huruf. PIN juga bisa terdiri dari sejumlah simbol: seperti angka 0 sampai 9. Password pun sebenarnya juga dapat dibuat dari sejumlah karakter lain yang ada di keypad, namun memang agak sulit untuk mengetikkannya pada smartphone. Penggunaan emoji, di sisi lain, memungkinkan kita untuk menggunakan lebih dari 2.500 emoji, yang membuat password kita lebih sulit dijebol maupun sekedar dilirik oleh orang lain.
Membuat password emoji
Dalam percobaan awal, peneliti memberikan ponsel Android kepada 53 orang peserta dan membagi mereka menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yang terdiri dari 27 orang memilih password yang terdiri dari 12 emoji di keyboard emoji yang berlainan untuk setiap pengguna, yang diambil dari kumpulan semua ikon emoji yang bisa dipakai (sekali disetel, keyboard emoji masing-masing pengguna akan tetap sama). Sisanya yang berjumlah 26 orang memilih PIN numerik.
Peserta penelitian paling sering menggunakan salah satu dari tiga metode untuk memilih urutan emoji: berdasarkan pada pola pada keyboard emoji (seperti emoji yang terletak di salah satu sisi atau emoji yang berada di sudut), preferensi pribadi untuk emoji tertentu, serta membuat sebuah cerita dengan menggunakan emoji; misalnya: satu peserta memikirkan sebuah lagu tertentu dan memilih emoji yang sesuai dengan kata-kata di lagu tersebut. Setelah beberapa kali berlatih memasukkan password baru mereka, subjek diminta untuk kembali seminggu kemudian untuk memasukkan kembali password mereka ke dalam smartphone yang dipakai sebagai alat penguji.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kode PIN dan password emoji sangat mudah diingat. Secara keseluruhan, lebih banyak pengguna PIN yang mengingat password mereka (mungkin karena orang sudah terbiasa menghafal PIN). Akan tetapi, orang-orang yang menggunakan password kode emoji terlihat lebih senang ketika memasukkan password mereka.
Penelitian di lapangan
Selanjutnya, peneliti menyelidiki bagaimana password emoji digunakan dalam pemakaian sehari-hari. Pada ponsel Android yang dimiliki oleh 41 peserta, peneliti memasang layar login khusus untuk aplikasi email smartphone mereka selama lebih kurang dua minggu. Sekitar separuh dari mereka menggunakan password emoji; sisanya menggunakan PIN.
Sebagaimana hasil penelitian di laboratorium, pengguna yang menggunakan password emoji memilih emoji yang terpola pada keyboard, emoji yang secara pribadi memang mereka sukai, atau membuat cerita yang dianggap cocok dengan mereka.
Kedua kelompok pengguna tersebut, baik yang menggunakan emoji maupun yang menggunakan PIN, melaporkan bahwa password mereka mudah diingat dan digunakan. Namun password kode emoji memang lebih menyenangkan untuk dituliskan daripada password angka.
Keamanan tambahan
Pada akhir penelitian lapangan, peneliti menguji keamanan password emoji. Peneliti meminta peserta untuk mengintip dari balik bahu mereka ketika si peneliti memasukkan password.
Hasil temuan menunjukkan bahwa password emoji yang terdiri dari enam emoji yang dipilih secara acak paling sulit untuk diintip dari atas bahu pengguna. Sementara jenis password lain, seperti empat atau enam emoji dalam sebuah pola, atau empat atau enam digit angka, lebih mudah diamati dan diingat dengan benar.
Studi yang dipresentasikan oleh salah satu anggota tim peneliti di Roma menunjukkan bahwa password berbasis emoji tidak hanya praktis namun juga merupakan metode yang menyenangkan untuk mengingat dan melindungi password - selama pengguna tidak menggunakan emoji secara berurutan atau membentuk suatu pola tertentu pada keyboard.
---
(sumber: The Conversation | sumber gambar: TextCarrier & FunnyZone)
Teknologi Proses Pengolahan Bijih Besi Batuan
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Kitosan dari Limbah Invertebrata Laut Sebagai Bahan Pengawet Alami Pada Pengolahan Ikan Asin
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Apa yang akan terjadi jika sebuah drone terjebak dalam badai petir?
Itulah pertanyaan yang diajukan oleh seorang YouTuber Tom Scott ketika dia membawa dua drone DJI Phantom 3 ke Laboratorium Tegangan Tinggi Universitas Manchester.
Laboratorium universitas Inggris ini mampu membuat petir buatan berkat generator yang mampu menghasilkan tegangan sebesar lebih dari 1 juta volt. Drone tidak mampu menahan hantaman petir, dan akan terbakar ketika terperangkap di tengah arus listrik.
Pada percobaan pertama, sebuah drone dipancangkan ke tanah (untuk memastikan drone tidak terbang keluar dari jalurnya) dan ditembak dengan lebih dari 1 juta volt listrik.
Video gerak lambat menunjukkan sambaran petir mampu menembus drone, kemudian melumpuhkan sistem robotik penerbangannya.
"Aliran listrik melewati drone, mengalir dari salah satu baling-baling dan keluar melalui kaki drone," demikian kata Enna Bartlett, yang menjabat sebagai koordinator digital di universitas tersebut. "Anehnya tidak terlihat tanda cacat di bagian luar drone itu, tapi tidak berarti bahwa bagian dalamnya tidak rusak; ternyata listrik mengalir melalui bagian drone yang paling ringkih dan membakar seluruh komponen elektronik yang sensitif.
Peneliti teknik listrik Vidyadhar Peesapati dan Richard Gardner, yang melakukan eksperimen untuk menjawab pertanyaan Scott, memperkirakan bahwa mereka akan mampu melindungi drone lainnya pada percobaan kedua. Mereka tidak memancangkan drone ke tanah seperti yang dilakukan sebelumnya, tetapi menambahkan sebilah batang penangkal petir yang terbuat dari pita tembaga yang berfungsi sebagai konduktor.
Meskipun pita tembaga dimaksudkan untuk menarik petir ke titik tertinggi dari drone, baling-balingnya terletak sama tinggi dengan arus listrik yang ditembakkan. Dalam percobaan itu, kerusakan drone lebih parah daripada percobaan pertama. Para peneliti mengatakan bahwa kuatnya sambaran petir membuat baling-baling seolah ditarik menjauh dari drone.
Enna Bartlett menulis dalam laporannya: "Dengan pemahaman kita mengenai apa yang terjadi pada pesawat terbang ketika berada dalam badai petir dan bagaimana melindunginya, pengetahuan ini dapat diterapkan pada teknologi drone untuk memastikan bahwa drone dan pilotnya tetap aman ketika terbang dalam kondisi cuaca buruk."
---
(sumber: Live Science | video: Tom Scott)
Insenerator Pembakaran Sampah Domestik
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Eksplorasi Bahan Aktif Farmasetikal dari Spirulina yang Dibiakkan dalam Serum Lateks
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Diet dengan berpuasa sedang menjadi trend akhir-akhir ini, tapi hasilnya bisa jadi tidak lebih baik daripada diet tradisional dalam upaya menurunkan berat badan, demikian kesimpulan yang diambil dalam sebuah eksperimen terbaru.
Para peneliti mempelajari metode penurunan berat badan yang disebut sebagai "puasa alternatif", di mana orang mengurangi asupan kalori mereka setiap hari secara drastis ketika berpuasa, tapi makan lebih banyak dari biasanya pada hari-hari biasa.
Para peneliti secara acak memilih 100 orang dewasa penderita obesitas dan membaginya ke dalam tiga kelompok: kelompok puasa alternatif, kelompok diet tradisional dan kelompok yang tidak melakukan diet sama sekali. Peserta dalam kelompok puasa alternatif hanya mengkonsumsi 25 persen asupan kalori sehari-hari mereka (sekitar 500 kalori) pada hari puasa, dan 125 persen asupan pada hari-hari non puasa. Sebaliknya, kelompok diet tradisional mengkonsumsi 75 persen asupan kalori sehari-hari mereka setiap hari.
Setelah enam bulan, orang-orang di kelompok puasa dan kelompok diet tradisional telah berkurang berat badannya sekitar 7 persen, dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukan diet. Kemudian setelah satu tahun, para peserta di kedua kelompok diet tersebut memiliki berat badan 5 sampai 6 persen di bawah berat badan asli mereka. Menurut para peneliti, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang melakukan puasa alternatif dan kelompok yang mengikuti diet tradisional.
Lebih jauh lagi, 38 persen peserta dalam kelompok puasa memutuskan untuk berhenti mengikuti program penelitian sebelum berakhirnya masa satu tahun, umumnya karena mereka tidak puas dengan diet tersebut. Sementara itu, dari kelompok diet tradisional ada 29 persen peserta yang berhenti mengikuti progam. Peserta dalam kelompok puasa juga cenderung "curang"; ketika berpuasa, mereka makan lebih banyak daripada makanan yang diizinkan, dan makan lebih sedikit dari jatah yang disediakan pada hari-hari non puasa.
"Puasa alternatif dipromosikan sebagai metode alternatif yang lebih unggul untuk menurunkan berat badan dibandingkan pembatasan asupan kalori harian, dengan asumsi bahwa membatasi kalori pada hari-hari tertentu mestinya akan lebih mudah," demikian diungkapkan para peneliti dari University of Illinois di Chicago, dalam tulisannya di Jurnal JAMA Internal Medicine. Namun ternyata temuan terbaru menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi. "Temuan ini menunjukkan bahwa bagi para penderita obesitas, puasa alternatif memiliki kemungkinan kecil untuk dipraktekkan dalam jangka panjang, dibandingkan dengan diet tradisional yang membatasi asupan kalori harian,".
Penelitian tersebut juga menemukan tidak adanya perbedaan dalam tekanan darah, denyut jantung, kadar trigliserida, kadar gula darah maupun kadar insulin di antara dua kelompok diet tersebut.
Diet dengan puasa alternatif seperti diet "5: 2", yang mensyaratkan puasa dua hari dalam seminggu dan makan secara normal di lima hari lainnya, meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diet dengan puasa alternatif mampu menurunkan berat badan secara signifikan, dan lebih mudah dilakukan daripada diet tradisional. Akan tetapi, penelitian ini cenderung dilakukan dalam skala kecil dan berjangka waktu pendek. Studi terbaru ini merupakan salah satu eksperimen terlama yang pernah dilakukan untuk melihat efek dari puasa alternatif.
Meskipun demikian, beberapa penderita obesitas mungkin lebih memilih diet dengan puasa alternatif ini daripada diet tradisional yang membatasi kalori setiap hari. Studi selanjutnya mungkin dapat mengungkap hal-hal yang membuat puasa alternatif lebih dapat ditolerir bagi beberapa orang daripada kelompok lainnya, misalnya: beberapa orang mungkin merasa lebih mudah berpuasa dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan orang lain.
Penting juga untuk dicatat bahwa penelitian ini melibatkan penderita obesitas yang metabolismenya sehat, artinya: mereka tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung atau diabetes. Masih belum jelas apakah temuan tersebut akan sama hasilnya pada kelompok orang yang memiliki pebedaan sistem metabolisme, demikian diungkapkan seorang peneliti.
---
(sumber: Live Science | sumber gambar: Pixabay)
Pengembangan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Untuk Pengintaian Yang Cepat dan Handal
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Permeable Ceramic Paving (PCP): Alternatif Bahan Bangunan Berwawasan Lingkungan
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database