Total: 1138 results found.
Page 33 of 57
Bagi penggemar es krim yang terpaksa menghindarinya karena alasan "kolesterol", es krim Renko merupakan produk es krim sehat yang terbuat dari ramuan herbal yang memiliki khasiat bagi konsumennya.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Pengelolaan informasi dalam jumlah besar dan waktu yang singkat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan atau institusi agar dapat bersaing di era globalisasi. Pengembangan aplikasi piranti lunak atau software harus mudah, cepat dan efisien untuk menjawab tuntutan tersebut.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Ketika seseorang sedang menjalani prosedur pemulihan dari cedera atau memiliki kelainan pada tendonnya sehingga mengalami kesulitan dalam berjalan, sangatlah penting bagi dokter yang merawatnya untuk mengetahui seberapa besar ketegangan yang dialami tendon ketika terkena beban.
Tim peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison telah mengembangkan alat yang dapat dipakai untuk melacak ketegangan tendon ketika seseorang berjalan kaki atau berlari. Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Darryl Thelen dan mahasiswa pascasarjana Jack Martin, mengembangkan sebuah perangkat yang terhubung dengan komputer dan dilekatkan pada kulit pasien, tepatnya di atas salah satu tendon mereka.
Pengujian prototip perangkat ini telah dilakukan pada tendon Achilles, hamstring dan patellar (lutut) pasien, dan sejauh ini memberikan hasil yang memuaskan. Setelah dipasang, perangkat ini dibiarkan tetap menempel di tempatnya saat si pasien berjalan atau berlari, dan terus dipantau secara klinis.
Ketika pasien beraktivitas, pita kolagen di dalam perangkat ini secara perlahan menyentuh tendon (melalui kulit) dengan frekuensi 50 kali per detik. Hal ini menyebabkan gelombang getaran menjalar melalui tendon, seperti senar gitar yang dipetik. Dua akselerometer yang ada dalam perangkat tersebut mengukur kecepatan gelombang getaran yang melintas di sepanjang tendon; semakin cepat gelombang berjalan, berarti otot tendon semakin tegang. Peneliti juga dapat melihat seperti apa perubahan karakteristik getaran tendon selama gerakan.
Dengan cara ini, nilai tegangan tarik dapat ditetapkan untuk setiap jenis aktivitas yang dilakukan pasien, terkait dengan tendon yang sakit. Cara ini juga memberi peluang bagi peneliti untuk melihat seberapa besar pengaruh perubahan gaya berjalan terhadap nilai tegangan tarik tersebut.
Thelen mengatakan, "Menurut kami, teknologi baru ini memiliki potensi tinggi, baik dari sudut pandang ilmu dasar maupun untuk diaplikasikan secara klinis. Sebagai contoh, pengukuran ini dapat digunakan untuk menentukan jenis perawatan apa yang sesuai untuk pasien yang mengalami gangguan berjalan. Penelitian ini juga berguna untuk menilai secara objektif ketika tendon yang dirawat sudah pulih dan dapat berfungsi secara normal sehingga pasien boleh beraktivitas kembali."
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications, dan diharapkan nantinya akan bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti rehabilitasi, ortopedi, ergonomi, dan olahraga.
---
(sumber: New Atlas, University of Wisconsin, & Wareable | sumber gambar lain: pixabay)
Pakan ikan, udang, dan unggas merupakan kunci vital dalam budidaya ternak. Tingginya harga pakan membuat peternak kesulitan mendapatkan keuntungan. Pakan yang terbuat dari kotoran sapi yang masih mengandung protein dan gizi cukup tinggi dapat menjadi salah satu solusi permasalahan tersebut.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Kebutuhan bibit tanaman hutan terus meningkat. Di tahun 2010 saja, pemerintah menargetkan untuk menanam satu milyar pohon. Selama ini, pot yang digunakan untuk pembibitan adalah polybagyang berbahan dasar polietilen (PE). Sayangnya, kantong polietilen adalah bahan yang tidak ramah lingkungan karena sulit terurai di alam.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Dinding adalah dinding, sebuah bidang besar yang berfungsi sebagai pembatas ruangan. Dengan menggunakan cat konduktif dan beberapa aplikasi elektronik, dinding dapat menjadi infrastruktur pintar yang mampu merasakan sentuhan manusia, dan mampu mendeteksi hal-hal lain seperti pergerakan manusia atau adanya peralatan elektronik yang sedang beroperasi.
Para peneliti di Carnegie Mellon University dan Disney Research menemukan bahwa mereka dapat mengubah dinding biasa menjadi dinding pintar dengan biaya yang relatif rendah — sekitar $ 20 per meter persegi atau sekitar 260.000 Rupiah — menggunakan alat dan teknik sederhana, seperti roller cat.
Kemampuan baru ini memungkinkan pengguna untuk menempatkan atau memindahkan sakelar lampu atau kontrol lain di area dinding mana saja yang dianggap paling nyaman, atau untuk mengontrol videogame hanya dengan menggunakan gerakan saja. Dengan kemampuannya dalam memantau aktivitas di ruangan, sistem ini dapat menyesuaikan tingkat cahaya ketika TV dinyalakan, atau memperingatkan pengguna yang kebetulan sedang berada di lokasi lain ketika mesin cuci atau panci listriknya mati.
"Dinding biasanya merupakan area dengan permukaan paling luas di sebuah ruangan, namun tidak banyak dimanfaatkan selain untuk membatasi ruang, memajang gambar dan foto, atau meletakkan rak," kata Chris Harrison, asisten profesor di CMU's Human-Computer Interaction Institute (HCII). "Karena internet of things dan ubiquitous computing sudah menjadi hal yang umum, kita lalu berpikir bahwa dinding dapat berfungsi secara aktif sebagai bagian dari lingkungan dan pekerjaan kita."
Yang Zhang, seorang mahasiswa program Ph.D. di HCII, telah mempresentasikan makalah penelitian tentang pendekatan melalui sensor yang disebut Wall ++ ini, di CHI atau Konferensi Faktor Manusia dalam Sistem Komputasi, pada tanggal 21-26 April di Montreal.
Para peneliti menemukan bahwa mereka dapat menggunakan cat konduktif untuk membuat elektroda di permukaan dinding, dan membuatnya berfungsi, baik sebagai touchpad untuk melacak sentuhan pengguna dan sensor elektromagnetik untuk mendeteksi dan melacak perangkat atau peralatan listrik.
"Ukuran dinding biasanya luas, jadi kami tahu bahwa teknik apa pun yang kami temukan untuk dinding pintar harus berbiaya rendah," kata Zhang. Zhang dan rekan-rekannya tidak memakai cat mahal (misalnya yang mengandung perak), melainkan memilih cat berbasis air yang mengandung nikel.
Mereka juga menemukan cara yang mudah untuk mengaplikasikan lapisan khusus tersebut, cukup dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Dengan selotip yang biasa digunakan oleh pelukis (semacam masking tape), mereka membuat pola silang pada dinding untuk membuat bentuk belah ketupat. Pengujian yang dilakukan oleh tim peneliti menunjukkan bahwa bentuk ini paling efektif sebagai pola elektroda.
Setelah mengaplikasikan dua lapisan cat konduktif dengan roller, mereka melepas selotip dan menghubungkan elektroda. Setelah itu, dinding dicat lagi dengan cat lateks standar sebagai perlindungan sekaligus untuk menyembunyikan elektrodanya.
Dinding elektroda dapat beroperasi dalam dua mode — sensor kapasitif dan sensor elektromagnetik (EM).
Ketika berada dalam mode sensor kapasitif, dinding berfungsi seperti touchpad lainnya: ketika seseorang menyentuh dinding, sentuhan mendistorsi medan elektrostatik dinding pada titik tersebut. Sehingga, secara teoritis, saklar virtual untuk lampu dapat ditempatkan di mana pun kita suka. Jika posisi kita cukup dekat dengan dinding, sistem dapat memperkirakan gerakan kita dan berpotensi mengenali gerakan tersebut sebagai kontrol input.
Aplikasi lainnya adalah sebagai sensor elektromagnetik masif. Dengan cara ini, dinding elektroda bertindak sebagai antena pasif untuk mengambil tanda elektromagnetik khusus dari peralatan yang dinyalakan di dalam ruangan. Karena setiap peralatan memiliki tanda elektromagnetik yang unik, sistem ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi perangkat mana yang sedang beroperasi dan di mana posisi alat tersebut. Dengan demikian jika seseorang kebetulan mengenakan perangkat yang memancarkan tanda EM khusus, sistem dapat melacak lokasi orang itu.
Hingga saat ini, menurut Zhang, Wall ++ belum dioptimalkan dalam hal konsumsi energinya, tetapi ia memperkirakan bahwa konsumsi energi elektroda seluas dinding setara dengan energi yang dibutuhkan oleh layar sentuh standar.
---
(dirangkum dari: TechXplore, Gizmodo, Carnegie Mellon University, & New Atlas | sumber gambar lain: pixabay)
Sel punca embrionik memiliki kemampuan berkembang menjadi seluruh jenis sel tubuh ( pluripoten). Sel punca jenis embrionik ini ideal untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif. Sayangnya kontroversi etika dan moral menyelimuti penggunaan sel embrionik ini yang dihasilkan dari pembuahan sel telur oleh sperma, selain memiliki imunogenisitas tinggi.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Kebutuhan kokas pengecoran di Indonesia relatif cukup besar, sekitar 350.000 ton setahun, dan sepenuhnya berasal dan sumber impor. Upaya pemenuhan kokas tersebut terbentur pada ketiadaan batubara coking. Inovasi ini adalah untuk menghasilkan kokas pengecoran dan batubara non-coking melalui proses karbonisasi ganda. Produk hasil inovasi ini telah diuji menggunakan tungku tukik maupun tungku kupola dengan hasil yang memuaskan.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Pada abad keduapuluh satu ini, sebagian dari kita, manusia modern baik perempuan maupun laki-laki, mengalami kesulitan untuk menahan diri ketika dihadapkan pada godaan berupa deretan pakaian baru dengan mode terkini yang dipajang di etalase pertokoan yang memang sengaja dibuat untuk menarik perhatian siapa saja yang melihatnya.
Namun sebelum Anda menuju ke mall terdekat atau gerai pakaian paling elit di pusat kota untuk memuaskan hasrat Anda, sebaiknya luangkan waktu sebentar untuk memikirkan dampak lingkungan yang dihasilkan dari perkembangan industri pakaian jadi yang demikian pesat, seperti namanya: Fast Fashion.
Fast fashion mulai berkembang tahun 1990-an, ketika para pelaku industri pakaian jadi dituntut untuk menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat, karena jaringan toko-toko besar mulai ikut dalam persaingan tersebut dengan memproduksi sendiri pakaian murah yang modelnya selalu mengikuti trend mode terbaru.
Untuk menyiasatinya, para pelaku bisnis pakaian jadi memutuskan untuk menaikkan minat konsumen dengan menawarkan jumlah koleksi yang lebih banyak. Fokus dari fast fashion adalah bagaimana menghasilkan barang dengan biaya serendah mungkin namun mampu menanggapi permintaan konsumen yang berubah dengan cepat; dengan asumsi bahwa konsumen menginginkan pakaian dengan mode terbaru dengan harga terjangkau.
Hal ini sangat mungkin terjadi, karena mereka membagi rantai pasokan barang dengan cerdik. Beberapa item pakaian dasar diproduksi di negara berkembang (yang upah buruhnya murah), sedangkan pakaian yang lebih trendi dengan harga jual yang relatif lebih mahal bisa diproduksi di Eropa atau Amerika Selatan. Mode pakaian yang baru saja dirilis oleh rumah-rumah mode terkenal pada acara Fashion Week setiap musim semi dan musim gugur, atau yang dipakai oleh para selebriti, dijiplak tanpa harus mengeluarkan biaya mahal untuk membayar desainer, diproduksi dengan cepat, kemudian segera dipasarkan di gerai-gerai yang mereka miliki. Proses bisnis seperti inilah yang membuat fast fashion memungkinkan konsumen untuk membeli pakaian trendi dengan harga terjangkau.
Dilihat dari perspektif penjual dan produsen, fast fashion sangat menguntungkan, karena kemunculan produk baru secara konstan mendorong konsumen untuk lebih sering berkunjung ke toko dan membelinya. Ketika kecepatan pergerakan trend mode juga direspon dengan cepat oleh konsumen, penjual dan produsen akan terhindar dari risiko turunnya harga produk akibat barangnya tidak laku dan harus menumpuk di gudang, yang berpotensi memotong margin keuntungan mereka.
Untuk itu, penjual harus secepat mungkin mengganti barangnya dengan yang baru, dengan cara menggoda konsumen dan meyakinkan bahwa barang-barang yang sudah mereka miliki tidak lagi modis. Pusat perbelanjaan, majalah mode, katalog, media sosial, dan toko-toko online yang setiap hari menawarkan koleksi fashion terbaru, semakin membuat konsumen terpacu untuk membeli barang yang mereka suka ketika mereka melihatnya, karena kemungkinan tidak akan tersedia dalam waktu lama.
Sayangnya, keuntungan besar ini membawa konsekuensi negatif terhadap lingkungan. Warna-warna cerah, motif, dan tekstur kain merupakan fitur yang menarik dalam industri fashion, tetapi banyak di antaranya diperoleh dari bahan kimia beracun. Pencelupan tekstil adalah pencemar air bersih terbesar kedua secara global setelah pertanian.
Penggunaan kain berbahan dasar petrokimia yang murah dan mudah diproduksi seperti polyester dan akrilik sangat merusak lingkungan. Polyester adalah kain paling populer yang digunakan dalam industri fashion; tetapi ketika dicuci dengan mesin cuci rumahan, polyester melepaskan mikrofiber yang menambah jumlah limbah plastik di laut. Mikrofiber ini dapat melewati instalasi pengolahan air limbah dengan mudah dan cepat, kemudian masuk kembali ke saluran air. Mikrofiber tidak bisa terurai secara alami, sehingga merupakan ancaman serius bagi kehidupan organisme di perairan. Makhluk kecil seperti plankton memakan mikrofiber, yang dalam rantai makanan berikutnya dimakan oleh ikan dan kerang yang kemudian dimakan oleh manusia.
Penggunaan kain katun yang terbuat dari kapas juga tak kalah merusaknya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat, sebagian besar petani kapas di seluruh dunia menanam benih kapas GMO yang tahan terhadap hama bollworm, sehingga hasilnya lebih banyak dan mengurangi biaya untuk membeli pestisida. Tetapi hal ini juga dapat menyebabkan masalah lebih lanjut, seperti munculnya 'superweeds' atau gulma super yang tahan terhadap herbisida standar. Gulma ini seringkali harus dibasmi dengan herbisida beracun yang berbahaya bagi binatang dan manusia.
Fast fashion juga mendorong munculnya 'throwaway clothes culture', yakni perilaku cepat-cepat membuang pakaian lama untuk diganti dengan yang baru. Konsumen tidak merasa sayang untuk membuang yang lama dan segera membeli yang baru karena merasa harus mengikuti trend mode agar tidak dianggap ketinggalan jaman; lagipula, kenapa harus mempertahankan baju yang lama, kalau baju baru bisa dibeli dengan harga murah?
Survey yang dilakukan oleh McKinsey menyebutkan: antara tahun 2000 dan 2014, produksi pakaian global meningkat dua kali lipat, sedangkan jangka waktu penyimpanan pakaian oleh konsumen semakin singkat. Pada tahun 2010, di Amerika Serikat saja, 11 juta ton limbah pakaian dibuang ke tempat pembuangan akhir. Di Australia, setiap orang membeli 27 kilogram pakaian per tahun, dan 23 kilogram di antaranya berakhir di tempat sampah. Hal ini tentu saja berkontribusi besar terhadap pemanasan global karena kain yang membusuk melepaskan gas metana ke udara.
Masih ada lagi satu dampak lingkungan yang disebabkan oleh menggilanya trend fast fashion, yakni: emisi karbon yang dihasilkan dari sektor transportasi juga meningkat secara signifikan. Pemilik industri fashion cenderung untuk membuka pabriknya di negara berkembang dengan upah buruh yang rendah (seperti Vietnam, Filipina, Pakistan, juga Indonesia). Ketika negara tersebut tidak memiliki bahan mentah yang dibutuhkan, bahan harus didatangkan dari negara-negara lain seperti China, AS, dan India.
Setelah jadi, pakaian dikirim ke seluruh penjuru dunia dengan kapal, dan kemudian dikirim ke pengecer dengan kereta api dan truk. Meskipun tidak ada data yang menunjukkan perbandingan antara perjalanan kapal kargo yang digunakan untuk mengirim pakaian dengan perjalanan kapal kargo secara keseluruhan, tetapi perlu kita ketahui bahwa selama satu tahun, satu kapal saja mampu memproduksi polutan penyebab kanker dan asma sebanyak yang dihasilkan oleh 50 juta mobil.
Dengan timbunan fakta mengerikan di atas, masihkah Anda berniat mengunjungi mall terdekat sekedar untuk memuaskan hasrat sesaat Anda berbelanja pakaian lagi?
---
Referensi:
Sumber gambar lain: Tamtex, Govbanknotes, Maatee, Graphic River, & Natracare
Alat perontok padi dibutuhkan oleh petani terutama pada saat panen. Sayangnya alat modern saat ini memiliki mobilitas rendah. Desain innovatif alat perontok padi ini memudahkan penggunaanya di segala medan. Perontok padi ini digerakkan secara manual, dan bisa dipasangkan di atas sepeda.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Pengukuran "massa karbon" pohon secara reguler menjadi semakin penting dewasa ini; baik untuk keperluan industri kehutanan, maupun dalam rangka "carbon trading". Oleh karena itu, perlu dikembangkan alat dan cara pengukuran biomassa pohon dan massa karbon pohon yang mudah, tidak merusak, dan akurat.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Kita sebenarnya memiliki sumber energi yang tak terbatas di Bumi, yakni energi angin dan energi surya. Teknologi pengumpulan energi tersebut juga telah semakin efisien dari waktu ke waktu. Akan tetapi, matahari tidak selalu bersinar dan angin pun tidak selalu bertiup setiap waktu. Hal itu berarti, kita perlu baterai untuk menyimpan daya untuk dipakai di waktu-waktu tersebut. Sayangnya, teknologi baterai lebih lambat perkembangannya dibandingkan teknologi pengumpulan energi itu sendiri.
Peneliti dari Universitas Stanford AS baru-baru ini berhasil mengembangkan baterai berbasis air untuk menyimpan energi angin atau energi surya yang dihasilkan ketika matahari bersinar dan angin bertiup, sehingga energi tersebut dapat dimasukkan kembali ke jaringan listrik dan didistribusikan ketika kebutuhan akan listrik sedang tinggi. Proses pembuatan prototip baterai ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Energy 30 April lalu, dengan Profesor Yi Cui (profesor senior di bidang ilmu material di Universitas Stanford) sebagai penulis utamanya.
(Wei Chen, salah satu anggota tim peneliti, memegang Prototip baterai)
Baterai ini dikembangkan berdasarkan teknologi mangan-hidrogen. Berukuran sekitar tiga inci (sekitar 7,6 sentimeter), baterai ini hanya mampu menghasilkan daya sebesar 20 miliwatt, yang hanya cukup untuk menyalakan lampu senter LED kecil seukuran gantungan kunci. Meskipun hasilnya sangat kecil, tim peneliti yakin bahwa mereka akan mampu mengembangkannya hingga ke skala industri berkapasitas besar yang dapat mengisi dan mengisi ulang hingga 10.000 kali, memiliki umur teknis hingga lebih dari sepuluh tahun, dengan biaya yang murah.
Penyimpanan energi baterai ini menggunakan reaksi pertukaran elektron reversibel dengan bahan dasar garam industri murah yang dikenal sebagai mangan sulfat dan biasa digunakan dalam industri pupuk, kertas, dan produk non-baterai lainnya. Mangan sulfat dilarutkan dalam air, sehingga mampu berinteraksi dengan elektron saat mengalir ke baterai. Elektron bereaksi dengan mangan sulfat untuk menghasilkan mangan dioksida pada elektroda. Kelebihan elektron menempel dengan gas hidrogen yang menggelembung naik dari larutan, di sinilah energi disimpan.
Untuk memastikan baterai dapat diisi ulang, tim peneliti menghubungkannya kembali dengan power supply, dan menggunakan energinya untuk mengembalikan mangan dioksida ke garam mangan sulfat. Pada titik tersebut, elektron yang masuk kembali dialihkan menjadi gas hidrogen untuk penyimpanan energi.
Yu Cui telah mengkalkulasi bahwa baterai ini bisa menyimpan daya yang mampu menyalakan bola lampu 100 watt selama 12 jam dengan biaya sekitar satu sen dolar. Cui yakin hasil penelitiannya akan bisa dikembangkan hingga memenuhi persyaratan Departemen Energi AS untuk baterai berskala industri berkapasitas 20 kilowatt-jam atau lebih. Departemen Energi juga menyarankan agar baterai tersebut bisa digunakan hingga setidaknya 5.000 kali pengisian ulang. Tim peneliti percaya bahwa baterai mereka akan bertahan dua kali lebih lama, yang berarti mampu bertahan selama sepuluh tahun. Cui berencana untuk membuat versi baterai yang lebih besar untuk menguji hasil penelitian ini.
Cui mengatakan bahwa teknologi baterai mangan-hidrogen bisa menjadi salah satu cara untuk menyimpan energi angin atau energi surya yang ketersediaannya tak terduga, sehingga akan dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil (yang suplainya dapat diandalkan tetapi memancarkan emisi karbon) ketika sumber energi terbarukan tidak tersedia.
---
(dirangkum dari: Stanford News, Space Daily, Science Daily, ExtremeTech, The Maritime Executive, Money Control, & Energy Business Review | sumber gambar lain: pixabay)
Renografi adalah metode untuk mendeteksi fungsi ginjal secara cepat dan akurat. Cairan radioisotop tracerdisuntikan ke dalam aliran darah, dan dipantau dari luar tubuh menggunakan alat renograf. Laju tracerdi ginjal kemudian ditampilkan dalam bentuk kurva renogram yang menunjukkan kemampuan masing-masing ginjal.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Angklung adalah alat musik getar yang terbuat dari bambu, yang dalam pementasannya memerlukan personil banyak untuk memainkannya. Klungbot (angklung robot) adalah robot pemain musik angklung Otomatis.
Tujuan awal penciptaan klungbot adalah agar robot bisa memainkan satu perangkat yang terdiri atas 55 angklung. Klungbot bisa melakukan teknik getar dan sentak serupa yang bisa dilakukan manusia. Pengembangan lebih lanjut dari klungbot bisa menghasilkan efek harmonisasi maupun sinambung yang cukup menakjubkan hanya dengan 36 angklung saja.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Penyakit bisul bakteri menyerang tanaman hortikultura, terutama kedelai di wilayah beriklim hangat dan lembab. Penyakit bisul bakteri menyebabkan daun gugur sebelum waktunya sehingga pengisian polong menjadi tidak sempurna dan mengurangi produktivitas.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Dalam kurun waktu 1981-2007, telah terjadi lebih dari 1.300 longsor di pulau Jawa dengan rata-rata 49 kali kejadian dan menelan sedikitnya 77 korban jiwa per tahun. Sistem Peringatan Dini untuk daerah rawan longsor merupakan jawaban atas permasalahan tersebut.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Tak hanya manusia, binatang pun suka menari dengan gerakan-gerakan tertentu yang mereka lakukan dalam situasi khusus, seperti ketika berusaha menarik perhatian pasangannya, ketika kawin, maupun ketika ingin menunjukkan letak makanan kepada koloninya.
Salah satunya adalah lebah madu ini, dia menari dengan gerakan menyentak perut yang aneh ketika menemukan sumber makanan. Tarian ini dimaksudkan supaya pasangannya punya petunjuk yang tepat tentang keberadaannya dan menunjukkan arah makanan dengan patokan arah matahari.
Temukan video lain tentang tarian burung, ikan, dan serangga yang dirangkum oleh BBC Focus pada tautan di bawah ini:
Eight of nature’s grooviest dancing animals
---
(sumber: BBC Science Focus)
Untuk mempelajari karakteristik lapisan akuifer perlu dilakukan pengamatan perubahan muka air tanah serta debit aliran terhadap fungsi waktu dengan uji pemompaan. Pengukuran umumnya masih dilakukan dengan cara manual, sehingga data hasil kurang akurat.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Penyakit-penyakit infeksi yang dulu bisa dengan mudah diobati kini mulai resistan akibat mutasi genetika sel bakteri penyebabnya. Apabila perubahan genetika yang terjadi bisa diidentifikasi, maka pengobatan pun bisa disesuaikan sehingga lebih efisien dan efektif.
Salah satu aplikasi teknologi nuklir di bidang kedokteran adalah sebagai pelacak DNA. Nukleotida Bertanda Fosfor-32 pun dikembangkan; sebagai contoh, untuk mengidentifikasi jenis HPV ( Human Papiloma Virus). Karena dari 100 jenis, hanya 2 yang menyebabkan kanker, mengenali dengan pasti jenis HPV akan menentukan terapi dan pengobatan yang paling tepat untuk seorang pasien. Penyakit tuberkulosis juga kini sedang diteliti karena sifatnya yang makin resistan.
KLIK di sini untuk melihat detilnya di BIC - Inovasi Indonesia Database
Mengunyah permen karet merupakan hobi yang universal, sayangnya hobi ini menghasilkan sampah yang bertebaran di jalan-jalan ketika orang meludahkannya, tak jarang sandal atau sepatu kita pun menjadi korbannya. Daripada menempel di sepatu, bagaimana jika limbah permen karet itu sekalian saja dijadikan sol sepatu?
Inilah yang dikerjakan bersama-sama oleh iamsterdam (organisasi pemasaran kota Amsterdam, Belanda), Explicit Wear (perusahaan desain fashion Belanda), dan Gumdrop Ltd, sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris untuk mengolah limbah permen karet menjadi material baru yang dapat digunakan oleh industri plastik dan karet.
Upaya ini dilakukan untuk mengatasi masalah sampah permen karet yang mengotori trotoar dan jalan-jalan di kota Amsterdam dan menjaga kebersihannya, sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sampah yang mereka hasilkan dan mereka buang. Setiap tahun, pemerintah kota Amsterdam menghabiskan biaya jutaan dolar untuk membersihkan lebih dari 3,3 juta pon (setara dengan 1,5 juta kilogram) sisa permen karet yang dibuang di jalan dan trotoar kota tersebut.
Produk ini diberi nama Gumshoe. Badan sepatu terbuat dari kulit asli, sementara sol-nya terbuat dari senyawa yang dapat didaur ulang yang disebut Gum-Tec, di mana 20 persen dari senyawa ini adalah limbah permen karet. Untuk setiap empat pasang sepatu, dibutuhkan sekitar 2,2 pon (1 kg) limbah permen karet.
Senyawa Gum-Tec diolah menjadi butiran terlebih dahulu, kemudian dicetak menjadi sol sepatu yang menampilkan gambar peta jalan kota Amsterdam. Senyawa ini sama kuatnya dengan karet biasa, dan memunculkan bau permen karet, tapi tidak lengket.
Gumshoe akan mulai dipasarkan bulan Juni mendatang dengan harga 200 Euro (sekitar 3.350.000 Rupiah), dan sudah bisa dipesan secara pre-order di situs Explicit Wear.
---
(dirangkum dari: The Verge, Fortune, Footwear News, Highsnobiety, dan The Jakarta Post)