Dua organisasi - Parley for the Oceans dan Biofabricate - bekerja sama untuk membuktikan bahwa material alami ataupun material yang didapatkan dari bahan alami dapat dan harus mampu menggantikan plastik di seluruh mata rantai suplai industri.
Cyrill Gutsch, pendiri organisasi nirlaba Parley for the Oceans mengatakan: "Di balik setiap krisis lingkungan yang menghantui bumi, mulai dari amukan api kebakaran hutan hingga laut yang sekarat, terdapat kegagalan ekonomi dan kegagalan desain". Hal itulah yang dirasakan oleh Gutsch sekitar lima tahun yang lalu, ketika (saat itu Gutsch memiliki jabatan sebagai pimpinan perusahaan desain) seorang teman aktivis lingkungan bercerita tentang sampah plastik yang volumenya mencapai 12 juta ton per tahun. Sampah tersebut terakumulasi di laut dan menghancurkan ekosistem laut.
Plastik, katanya, adalah bahan yang seharusnya tidak lagi memiliki tempat di rantai suplai industri seperti fashion dan desain. Gutsch mendirikan Parley pada tahun 2012 untuk menghadang sampah plastik di lingkungan laut dan pesisir, kemudian mempertemukan para desainer, seniman, dan para pimpinan industri untuk memanfaatkannya; sebuah strategi yang disebut Parley sebagai A.I.R (avoid, intercept, redesign = hindari, hadang, desain ulang).
Salah satu kerjasama antar organisasi paling terkenal yang dilakukan Parley adalah kemitraanya dengan Adidas untuk memproduksi sepatu rajutan yang terbuat dari limbah plastik yang berasal dari laut, dan diubah menjadi benang. Saat ini Parley menetapkan cita-cita yang lebih tinggi, yakni: dalam tujuh tahun ke depan, mereka ingin melihat setiap bahan berbahaya seperti plastik, diganti dengan bahan alami.
"Kami tidak percaya bahwa nantinya semua plastik akan bisa dibuat dengan proses daur ulang," kata Gutsch. "Hal itu menunjukkan kegagalan desain. Kita harus mulai menciptakan material sendiri." Parley menyebut prakarsa baru ini sebagai "revolusi material", dan menggandeng Biofabricate, sebuah organisasi yang menginisiasi pertemuan puncak tahunan yang didirikan pada tahun 2014 oleh Suzanne Lee, untuk bekerjasama mengembangkan penelitian paling mutakhir dan inovasi dalam penciptaan material baru yang sepenuhnya dibuat dari sumber alam.
Esensi dari Biofabricate adalah memikirkan kembali bahan yang sebenarnya sudah tersedia di alam, seperti: ragi, alga, sel binatang, dan bakteri, yang dengan teknologi terkini dapat dimodifikasi menjadi bahan yang fungsinya kurang lebih sama dengan plastik dan kulit.
Suzanne Lee sendiri adalah chief creative officer di Modern Meadow, sebuah bisnis startup yang berkantor di New Jersey. Pada bulan Oktober, Modern Meadow meluncurkan Zoa, bahan bioleather yang dibuat bukan dari kulit binatang, tapi dari hasil fermentasi ragi. Penemuan ini telah menginspirasi pengembangan material pengganti kulit lainnya yang juga dibuat dengan sistem bio-fabrikasi; dan telah mampu menarik banyak perusahaan dari sektor fashion, desain, dan otomotif untuk mulai merancang produk dengan memakai bahan ini.
Modern Meadow, menurut Lee, adalah pembuktian dari konsep revolusi material yang dicita-citakan oleh Biofabricate dan Parley for the Oceans. Selain mereka, masih banyak inisiatif serupa lainnya, seperti Adidas yang pada tahun 2016 memperkenalkan sebuah sepatu yang terbuat dari Biosteel, benang mirip sutera hasil dari fermentasi bakteri yang diciptakan oleh AMSilk, sebuah perusahaan Jerman yang memiliki spesialisasi menciptakan material sintetis yang mudah terurai serta ramah lingkungan. Ada pula Bolt Threads, sebuah perusahaan yang berpusat di Emeryville, California, yang menciptakan sutera dari laba-laba melalui proses bioengineering, dan telah dibuat menjadi dasi dan topi wool, melalui kerjasama dengan beberapa produsen fashion ternama.
"Potensi material seperti sutera laba-laba maupun kulit buatan untuk diaplikasikan pada berbagai macam produk merupakan hal yang revolusioner," ungkap Lee. Dia dan Gutsch berharap nantinya akan banyak perusahaan yang membuka diri terhadap kemungkinan pemakaian bahan alternatif pengganti plastik ini.
"Kami tidak bisa lagi memakai bahan berbahaya seperti plastik, dan segera menyadari bahwa hal seperti ini harus dihentikan," kata Gutsch. "Parley sudah melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang betapa terancamnya lautan kita, dan betapa berbahayanya plastik bagi ekosistem laut. Langkah selanjutnya adalah melakukan advokasi kepada para desainer dan produsen fashion bermerk ternama untuk beralih dari material plastik ke bahan lain yang lebih alami dan mudah terurai di alam," tambahnya.
"Cita-cita untuk melakukan revolusi material secara total dalam waktu tujuh tahun mungkin terkesan radikal. Namun gerakan bio-fabrikasi sebenarnya telah lama dilakukan," kata Gutsch. Sebagai contoh, Modern Meadow telah mencoba proses fermentasi ragi sejak tahun 2014 dan telah mampu menciptakan bahan yang sangat mirip dengan kulit asli. Lee menambahkan: "Ketika saya mendirikan Biofabricate, semuanya nampak seperti cerita fiksi ilmiah, semua kegiatan kami masih berpusat di laboratorium, dan masih bersifat penelitian dan pengembangan. Tapi sekarang, kita bisa melihat bahwa Bolt Threads telah memasarkan produk topi mereka yang habis terjual dalam waktu tiga jam. Konsumen juga telah memakai produk bio-fabrikasi seperti sepatu sutra laba-laba. Revolusi ini tidak hanya berpikir tentang masa depan, tapi bahkan sudah terjadi sekarang." Gutsch kemudian menyimpulkan, "Sudah saatnya industri kreatif memiliki kesadaran terhadap masalah lingkungan".
---
(sumber: Fast Company)
Comments (0)