Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi berpeluang untuk tumbuh pesat di tahun-tahun mendatang. Pertumbuhan paling pesat dicatat oleh negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan Kenya, yang semuanya kaya akan sumber daya panas bumi. Inisiatif ini melibatkan bank-bank investasi seperti JICA dan IADB sebagai pemain utamanya.
Bank-bank ini bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki sumber energi panas bumi namun belum dimanfaatkan, seperti Chile, untuk melakukan diversifikasi terhadap portofolio energi nasional mereka. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan Paris Climate Agreement (Perjanjian Iklim Paris) untuk menurunkan output CO2 global secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang.
Negara-negara seperti Kenya dan Indonesia telah menetapkan kerangka kerja dan target sasaran pengembangan panas bumi, yang direncanakan akan tercapai di tahun-tahun mendatang, sehingga energi panas bumi mampu menghasilkan tenaga listrik yang signifikan jumlahnya, karena negara-negara ini mulai memperhatikan masalah lingkungan.
Perkembangan Energi Panas Bumi di Pasar Internasional
- Antara bulan Maret dan September 2016, total sejumlah 44 proyek tenaga panas bumi baru mulai dikembangkan di 23 negara, menambah kapasitas pengembangan sebesar 1.562,5 MW;
- Pembangkit listrik sebesar 25,5 MW mulai beroperasi, saat Unit 3 area geotermal Domo de San Pedro diresmikan pada akhir April 2016. Domo de San Pedro yang terletak di negara bagian Nayarit, adalah pembangkit tenaga panas bumi swasta pertama di Meksiko;
- Kroasia, Iran, dan Malaysia saat ini sedang mengembangkan proyek percontohan panas bumi mereka, yang direncanakan akan menambah pasokan listrik dunia sebesar 45 MW;
- Pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Kroasia di Velika Ciglena-Bjelovar diperkirakan akan beroperasi secara penuh pada Mei 2017. Pembangkit ini diharapkan akan memiliki kapasitas sebesar 10 MW;
- Pabrik percontohan panas bumi berkapasitas 5 MW di Meshkin Shahr diperkirakan akan beroperasi secara penuh pada paruh pertama tahun 2020;
- Apas Kiri-Tawau, pabrik panas bumi Malaysia pertama, diperkirakan akan beroperasi secara penuh pada Juni 2018, dengan kapasitas sebesar 30 MW;
- Pengeboran eksplorasi untuk proyek pengembangan panas bumi di Sanxing Taiwan dimulai pada bulan Agustus 2016. Perlu waktu sekitar enam bulan untuk menyelesaikannya;
- Dominika, Kepulauan Karibia mempercepat rencana pengembangan energi panas bumi dengan mendorong diterbitkannya undang-undang baru mengenai panas bumi oleh parlemen negara tersebut baru-baru ini. Mereka bermitra dengan Selandia Baru untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di negara itu;
- The IceLink subsea HVDC power cable, sebuah rencana jaringan kabel bawah laut antar grid sepanjang 1.000 km antara Islandia dan Inggris, saat ini sedang dalam tahap uji kelayakan. Jika jaringan kabel ini dibangun, diperkirakan Islandia akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (hydrothermal) dan panas bumi besar dengan kapasitas 954 MW pada tahun 2035, untuk memenuhi kebutuhan baru;
- Dalam draft resmi Kerangka Pengembangan Energi Panas Bumi India yang baru, pemerintah India telah menetapkan target yang ambisius, yakni sebesar 1.000 MW yang akan dicapai dalam beberapa tahun ke depan, dan akan dikembangkan lagi hingga mencapai 10.000 MW pada tahun 2030;
- China telah mengusulkan untuk melipatgandakan produksi panas bumi mereka dalam empat tahun ke depan, menargetkan 530 MW listrik mereka berasal dari tenaga panas bumi;
- Pemerintah Indonesia sedang bersiap untuk beralih ke feed-in-tariff dengan harga tetap dalam upaya untuk mempercepat pengembangan pembangkit tenaga panas bumi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga berupaya memperpendek waktu perijinan menjadi hanya tiga jam, seperti yang sudah dilakukan untuk industri lain.
---
(sumber: Renewable Energy World | sumber gambar: Pixabay & Think Geoenergy)
Comments (0)