Sepeda motor memperoleh banyak predikat buruk dalam hal kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Karena itulah, desainer Belanda Ritsert Mans bekerja sama dengan ilmuwan Peter Mooij untuk menciptakan kedaraan yang penampilannya maupun fungsinya selaras dengan alam. Sepeda motor kayu unik ciptaan mereka mendapatkan energi alami dari minyak alga, sumber bahan bakar yang sudah lama diminati oleh Peter Mooij.
Peter mengembangkan metode untuk menanam alga dengan cara alami, yakni dalam air asin. Untuk menunjukkan kekuatan sumber bahan bakar yang tidak banyak dikenal orang ini, Mans memutuskan untuk membuat sepeda motor yang menggunakan sumber tenaga dari bahan tersebut, dan dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar ramah lingkungan. Gagasan di balik bahan bakar alga dan desain sepeda ini didasari oleh filosofi yang sama, yakni bahwa kekuatan alam harus dimanfaatkan tanpa diganggu atau dimanipulasi.
“Untuk setiap bagian sepeda motor, saya mengamati apa yang bisa alam berikan kepada saya,” jelas Mans, yang membangun rangka dan pegas sepeda motor dari kayu, menggunakan gabus sebagai peredam, dan rami untuk perkuatan. “Meskipun swingarm satu sisi tampaknya terlalu kontras dengan bahan ‘prasejarah’ yang dipakai untuk membuatnya, sebenarnya benda ini merupakan komposit lengkap, dengan berbagai jenis serat yang ada di alam.”
Ketika sampai pada proses perancangan, pendekatan Mans masih kental dengan nuansa organik. Meski mengenyam pendidikan formal sebagai desainer, sang pencipta sepeda motor itu dengan malu-malu mengakui bahwa dirinya bahkan tidak memiliki komputer untuk bekerja, selain smartphone-nya. “Lima tahun yang lalu, saya memutuskan bahwa bagi saya, mendesain berarti mengikuti intuisi, dan bukannya mensimulasikan pikiran saya ke dalam proses perancangan”, akunya.
Gagasan yang mendasari proyek ini adalah untuk menunjukkan bagaimana minyak alga memiliki potensi untuk digunakan di masa depan. “Orang tidak bisa membayangkan, seperti apa dunia ini dalam 30 tahun ke depan dalam hal transportasi dan energi,” katanya. “Tapi ketidakpastian itu memungkinkan orang untuk mengembangkan dan membangun gagasan mereka sendiri.” Duo ini juga telah menulis sebuah buku tentang gagasan alga sebagai sumber tenaga alami, yang berjudul 'die dikke alg' yang berarti 'alga gemuk' dalam bahasa Indonesia.
---
(sumber: designboom)
Comments (0)