Beragam Pemanfaatan Limbah Almond versi USDA

Beragam Pemanfaatan Limbah Almond versi USDA

Para peneliti Departemen Pertanian AS (USDA =  United States Department of Agriculture) yang berkantor di California dengan bangga mempersembahkan beberapa produk terbarukan dari cangkang dan kulit almond yang terbuang, berupa bio-fuel, bahan aditif untuk plastik biodegradable, dan gula almond yang sehat.

Mereka sedang berusaha mencari cara untuk memanfaatkan miliaran pon limbah organik yang dihasilkan oleh kebun almond California setiap tahunnya. “Untuk setiap pon kacang almond yang dihasilkan, didapatkan dua pon kulit. Kami selalu berusaha mencari cara terbaik untuk memanfaatkannya,” kata Danielle Veenstra, seorang petani dan anggota Dewan Almond California (California Almond Board).

Kulit almond biasanya digunakan sebagai pakan ternak sapi, sedangkan cangkangnya berfungsi sebagai alas tidur mereka. Saat ini sebagian orang menganggap susu almond lebih sehat daripada susu sapi karena jumlah kalori dan lemak jenuhnya lebih rendah. Hal ini membuat petani almond di AS meningkatkan produksinya, yang berarti meningkat pula limbahnya. 

Sebaliknya, karena susu sapi berkurang peminatnya, peternak sapi juga berkurang, sehingga kebutuhan kulit almond untuk pakan dan cangkang almond untuk alas tidur sapi otomatis juga menurun. Hilangnya pelanggan utama limbah ini membuat nilai pasar kulit dan cangkang almond menurun, dan memaksa petani dan pengusaha penggilingan almond mencari cara lain untuk menghasilkan uang.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengubah kulit dan cangkang almond menjadi biofuel. Peneliti USDA Bill Orts menjelaskan bahwa bahan tersebut dapat dijadikan bahan bakar untuk pembangkit listrik cadangan. “Sebagai upaya pemanfaatan terakhir dari limbah almond ini, bahan apa saja dapat dimasukkan ke dalam digester untuk menghasilkan gas metana. Limbah dipadatkan, dan diperlakukan sama seperti batu bara,” kata Orts. Selanjutnya, gula yang memberikan aroma manis pada kulit almond dapat diekstrak dan diubah menjadi etanol.

Upaya untuk memproduksi biofuel dari kulit almond adalah gagasan pertama dari Almond Board ketika bekerja sama dengan pusat riset USDA di Berkeley, California. Hanya saja, tingginya biaya untuk membangun pabrik biofuel ditambah profitabilitas yang tidak pasti menghalangi pengembangan lebih lanjut dari upaya ini. Sebaliknya, USDA melihat adanya celah yang lebih menguntungkan untuk memanfaatkan kulit dan cangkang almond. 

Sebelumnya, para peneliti USDA juga bekerja sama dengan pembuat alat makan Worldcentric untuk membuat sendok dan garpu biodegradable. Mereka menciptakan bahan aditif alami yang membuat alat makan plastik cukup kuat bertahan dalam air panas. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, para peneliti menggunakan kulit almond sebagai bahan aditif alami dalam bentuk bubuk.

Ketika ditambahkan ke plastik daur ulang atau bio-plastik, serbuk itu meningkatkan stabilitas kekuatan dan ketahanan panasnya. “Banyak pabrikan plastik ingin menggunakan plastik daur ulang dari barang bekas, tetapi biasanya bahan tersebut mengalami penurunan kualitas.  Biasanya plastik yang dihasilkan tidak memiliki kekakuan atau stabilitas panas yang mereka inginkan,” kata Ort.

Selanjutnya, bubuk berbahan dasar almond tersebut mengubah plastik daur ulang yang berwarna keabu-abuan menjadi berwarna hitam. Bahan aditif tersebut memiliki potensi untuk menggantikan warna hitam dari ban hitam berbasis minyak bumi.

Ort dan rekan-rekannya juga berusaha memanfaatkan gula yang terkandung di kulit almond. Mereka menemukan cara untuk mengekstraknya untuk digunakan dalam minuman cider, bir, teh, dan minuman lainnya.  

Tim USDA berupaya serius untuk mengurangi rasa pahit dari kulit almond. Sampel gula almond dikirim ke produsen bir besar, dan umpan balik dari mereka digunakan sebagai panduan untuk melakukan penyesuaian terhadap produk gula tersebut.

Selain itu, gula almond dapat menjadi alternatif yang sehat untuk menggantikan sirup jagung. Tidak hanya dikonsumsi manusia, gula almond diharapkan juga akan dapat dikonsumsi oleh lebah madu.

Di AS, selama musim dingin, lebah madu diberi sirup jagung. Menurut Orts, serangga tersebut membenci makanan darurat mereka karena tidak sehat. Orts dan rekan-rekannya berharap bahwa para lebah akan bersedia mengkonsumsi gula almond sebagai gantinya.

Setelah diambil gulanya, kulit almond ternyata masih memiliki manfaat lain. Para peneliti sedang menguji kelayakannya menjadi media tanam jamur sebagai alternatif pengganti lumut gambut yang harus diimpor. The Almond Board juga menggunakan kulit dan cangkang almond sebagai pupuk alami yang sekaligus berfungsi sebagai pengusir serangga.

---

(sumber: Food Science & Fast Company | sumber gambar lain: pixabay)

Comments (0)

There are no comments posted here yet

Leave your comments

Posting comment as a guest.
Attachments (0 / 3)
Share Your Location