Dinding Pintar dengan Sensor

Dinding Pintar dengan Sensor

Dinding adalah dinding, sebuah bidang besar yang berfungsi sebagai pembatas ruangan. Dengan menggunakan cat konduktif dan beberapa aplikasi elektronik, dinding dapat menjadi infrastruktur pintar yang mampu merasakan sentuhan manusia, dan mampu mendeteksi hal-hal lain seperti pergerakan manusia atau adanya peralatan elektronik yang sedang beroperasi. 

Para peneliti di Carnegie Mellon University dan Disney Research menemukan bahwa mereka dapat mengubah dinding biasa menjadi dinding pintar dengan biaya yang relatif rendah — sekitar $ 20 per meter persegi atau sekitar 260.000 Rupiah — menggunakan alat dan teknik sederhana, seperti roller cat.

Kemampuan baru ini memungkinkan pengguna untuk menempatkan atau memindahkan sakelar lampu atau kontrol lain di area dinding mana saja yang dianggap paling nyaman, atau untuk mengontrol videogame hanya dengan menggunakan gerakan saja. Dengan kemampuannya dalam memantau aktivitas di ruangan, sistem ini dapat menyesuaikan tingkat cahaya ketika TV dinyalakan, atau memperingatkan pengguna yang kebetulan sedang berada di lokasi lain ketika mesin cuci atau panci listriknya mati.

"Dinding biasanya merupakan area dengan permukaan paling luas di sebuah ruangan, namun tidak banyak dimanfaatkan selain untuk membatasi ruang, memajang gambar dan foto, atau meletakkan rak," kata Chris Harrison, asisten profesor di CMU's Human-Computer Interaction Institute (HCII). "Karena internet of things dan ubiquitous computing sudah menjadi hal yang umum, kita lalu berpikir bahwa dinding dapat berfungsi secara aktif sebagai bagian dari lingkungan dan pekerjaan kita."

Yang Zhang, seorang mahasiswa program Ph.D. di HCII, telah mempresentasikan makalah penelitian tentang pendekatan melalui sensor yang disebut Wall ++ ini, di CHI atau Konferensi Faktor Manusia dalam Sistem Komputasi, pada tanggal 21-26 April di Montreal.

Para peneliti menemukan bahwa mereka dapat menggunakan cat konduktif untuk membuat elektroda di permukaan dinding, dan membuatnya berfungsi, baik sebagai touchpad untuk melacak sentuhan pengguna dan sensor elektromagnetik untuk mendeteksi dan melacak perangkat atau peralatan listrik.

"Ukuran dinding biasanya luas, jadi kami tahu bahwa teknik apa pun yang kami temukan untuk dinding pintar harus berbiaya rendah," kata Zhang. Zhang dan rekan-rekannya tidak memakai cat mahal (misalnya yang mengandung perak), melainkan memilih cat berbasis air yang mengandung nikel.

Mereka juga menemukan cara yang mudah untuk mengaplikasikan lapisan khusus tersebut, cukup dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Dengan selotip yang biasa digunakan oleh pelukis (semacam masking tape), mereka membuat pola silang pada dinding untuk membuat bentuk belah ketupat. Pengujian yang dilakukan oleh tim peneliti menunjukkan bahwa bentuk ini paling efektif sebagai pola elektroda. 

Setelah mengaplikasikan dua lapisan cat konduktif dengan roller, mereka melepas selotip dan menghubungkan elektroda. Setelah itu, dinding dicat lagi dengan cat lateks standar sebagai perlindungan sekaligus untuk menyembunyikan elektrodanya.

Dinding elektroda dapat beroperasi dalam dua mode — sensor kapasitif dan sensor elektromagnetik (EM).

Ketika berada dalam mode sensor kapasitif, dinding berfungsi seperti touchpad lainnya: ketika seseorang menyentuh dinding, sentuhan mendistorsi medan elektrostatik dinding pada titik tersebut. Sehingga, secara teoritis, saklar virtual untuk lampu dapat ditempatkan di mana pun kita suka. Jika posisi kita cukup dekat dengan dinding, sistem dapat memperkirakan gerakan kita dan berpotensi mengenali gerakan tersebut sebagai kontrol input.

Aplikasi lainnya adalah sebagai sensor elektromagnetik masif. Dengan cara ini, dinding elektroda bertindak sebagai antena pasif untuk mengambil tanda elektromagnetik khusus dari peralatan yang dinyalakan di dalam ruangan. Karena setiap peralatan memiliki tanda elektromagnetik yang unik, sistem ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi perangkat mana yang sedang beroperasi dan di mana posisi alat tersebut. Dengan demikian jika seseorang kebetulan mengenakan perangkat yang memancarkan tanda EM khusus, sistem dapat melacak lokasi orang itu.

Hingga saat ini, menurut Zhang, Wall ++ belum dioptimalkan dalam hal konsumsi energinya, tetapi ia memperkirakan bahwa konsumsi energi elektroda seluas dinding setara dengan energi yang dibutuhkan oleh layar sentuh standar.

---

(dirangkum dari: TechXplore, Gizmodo, Carnegie Mellon University, & New Atlas | sumber gambar lain: pixabay)

Comments (0)

There are no comments posted here yet

Leave your comments

Posting comment as a guest.
Attachments (0 / 3)
Share Your Location