Melacak Ketegangan Tendon Demi Perawatan yang Lebih Tepat

Melacak Ketegangan Tendon Demi Perawatan yang Lebih Tepat

Ketika seseorang sedang menjalani prosedur pemulihan dari cedera atau memiliki kelainan pada tendonnya sehingga mengalami kesulitan dalam berjalan, sangatlah penting bagi dokter yang merawatnya untuk mengetahui seberapa besar ketegangan yang dialami tendon ketika terkena beban.

Tim peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison telah mengembangkan alat yang dapat dipakai untuk melacak ketegangan tendon ketika seseorang berjalan kaki atau berlari. Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Darryl Thelen dan mahasiswa pascasarjana Jack Martin, mengembangkan sebuah perangkat yang terhubung dengan komputer dan dilekatkan pada kulit pasien, tepatnya di atas salah satu tendon mereka.

Pengujian prototip perangkat ini telah dilakukan pada tendon Achilles, hamstring dan patellar (lutut) pasien, dan sejauh ini memberikan hasil yang memuaskan. Setelah dipasang, perangkat ini dibiarkan tetap menempel di tempatnya saat si pasien berjalan atau berlari, dan terus dipantau secara klinis.

Ketika pasien beraktivitas, pita kolagen di dalam perangkat ini secara perlahan menyentuh tendon (melalui kulit) dengan frekuensi 50 kali per detik. Hal ini menyebabkan gelombang getaran menjalar melalui tendon, seperti senar gitar yang dipetik. Dua akselerometer yang ada dalam perangkat tersebut mengukur kecepatan gelombang getaran yang melintas di sepanjang tendon; semakin cepat gelombang berjalan, berarti otot tendon semakin tegang. Peneliti juga dapat melihat seperti apa perubahan karakteristik getaran tendon selama gerakan.

Dengan cara ini, nilai tegangan tarik dapat ditetapkan untuk setiap jenis aktivitas yang dilakukan pasien, terkait dengan tendon yang sakit. Cara ini juga memberi peluang bagi peneliti untuk melihat seberapa besar pengaruh perubahan gaya berjalan terhadap nilai tegangan tarik tersebut.

Thelen mengatakan, "Menurut kami, teknologi baru ini memiliki potensi tinggi, baik dari sudut pandang ilmu dasar maupun untuk diaplikasikan secara klinis. Sebagai contoh, pengukuran ini dapat digunakan untuk menentukan jenis perawatan apa yang sesuai untuk pasien yang mengalami gangguan berjalan. Penelitian ini juga berguna untuk menilai secara objektif ketika tendon yang dirawat sudah pulih dan dapat berfungsi secara normal sehingga pasien boleh beraktivitas kembali."

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications, dan diharapkan nantinya akan bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti rehabilitasi, ortopedi, ergonomi, dan olahraga.

---

(sumber: New Atlas, University of Wisconsin, & Wareable | sumber gambar lain: pixabay)

Comments (0)

There are no comments posted here yet

Leave your comments

Posting comment as a guest.
Attachments (0 / 3)
Share Your Location